
“Kadang pelukan jauh lebih berharga dan berarti dari sebuh kata – kata”
-Magenta
>>>***<<<
Angin malam terus berhembus, menusuk tulang belulang manusia. Dinginnya bahkan menembus selimut tebal yang digunakan Cipta, setelah obrolan sesaatnya dengan Jeje, Cipta termenung di depan piano tuanya, ya, secara teknis sebenarnya piano tua itu bukanlah lagi milik Tok Shos, itu milik Cipta, karena Tok Shos menghadiahkan piano tua itu untuk Cipta pada ulang tahun ke-16nya.
Cipta ingat saat itu, di ulang tahunnya yang ke-16, terhitung siapa saja yang mengucapkan dan mendoakannya di hari ulang tahunnya. Ada Ayah, Bunda, Saka, Jeje, Magenta dan Tok Shos. Cipta ingat setiap hadiah dari mereka, Ayah dan Bunda yang memberinya sepaket buku pelajaran yang mungkin hingga saat ini belum terbaca oleh Cipta, bukannya tidak mau, hanya saja rasanya kapasitas otak Cipta tak cukup mampu untuk memahami isi buku yang diberikan ayah dan bunda itu.
Lalu ada Saka yang memberinya satu lusin gantungan kunci dengan berbagai bentuk instrument musik, waktu itu Cipta bertanya alasan mengapa harus sebanyak itu gantungan kunci yang diberikan oleh Saka dan Saka bilang tidak ada yang spesial selain untuk mengingatkan Cipta agar tidak berhenti untuk bermusik. Karena, jika Cipta sudah memainkan alat musik, Cipta terlihat seperti seorang pemusik professional yang tak lagi bisa digapai saking kerennya, dan saat itu Cipta hanya tertawa mendengar penuturan Saka, sekaligus mengaminkannya.
Dan ada Magenta dan Jeje yang merayakan ulang tahunnya dengan sebuah kemah sederhana di Toko Sepatu Tok Shos dan sebuah kue ulang tahun sederhana yang dibuat oleh Magenta menjadi acara utama saat Cipta meniup lilin dan memanjatkan segala doanya. Setelahnya kedatangan Tok Shos yang menghadiahkan piano tua itu untuknya, dan sejak itu Cipta menyayangi piano tua itu lebih dari segala barang yang ia punya, piano itu menjadi benda kesukaanya.
Dan saat itu ada satu ucapan yang masih Cipta tunggu hingga esok harinya yang nyatanya hingga kini tidak pernah terjadi, sebuah ucapan dan doa dari wanita yang Cipta cintai, Windi. Hari itu, Windi melupakannya, tapi Cipta tidak marah, lagipulah bertambahnya usai tidak akan menjadikanmu menjadi orang yang sangat berharga, karena itu hanya sekedar hari yang mengingatkan bahwa waktumu dunia tidak lebih lama lagi.
Kala itu, Cipta pikir ia akan melewatkan malam tanpa tidurnya sendirian lagi. Namun, siapa sangka jika malam itu Magenta datang dan duduk disampingnya, tidak ada suara dari Magenta seperti biasanya, Magenta akan diam. Cipta tersenyum pelan, dari binar mata Magenta, Cipta tahu bahwa Magenta sama gelisahnya dengan dia, mungkin hal yang mereka pikirkan tidak sama, tapi apa yang mereka rasakan bisa jadi sama.
“Kenapa nggak tidur?” tanya Cipta, Magenta hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Magenta mendekatkan duduknya pada Cipta dan merebahkan kepalanya di pundak Cipta. Dapat Cipta dengar helaan nafas lelah Magenta dengan pandangan kosong yang menatap sembarang arah.
Kebiasaan sedari kecil Magenta tidak pernah berubah, jika Magenta merasa sedang tidak baik- baik saja maka Magenta akan menyenderkan kepalanya ke bahu siapa saja yang ia temui saat itu, entah itu Cipta atau Jeje, hanya terdapat satu perbedaan saat ini, jika dulu Magenta akan menangis maka sekarang Magenta hanya akan diam dan menghela nafas secara terus menerus.
“Kali ini kenapa?” tanya Cipta lagi, awalnya Magenta tidak merespon apapun yang dikatakan Cipta, namun akhirnya Magenta mengelurkan selembaran kertas yang ia terima dari Cipta beberapa hari lalu. Kertas pertandingan kompetisi Piano di Vienna, Cipta pikir dulu rasanya mustahil jika ia dapat mengikuti kompetesi piano hingga mancangera, namun saat semuanya menjadi nyata rasanya tidak dapat dipercaya.
“Semuanya bakal baik – baik aja, nggak usah sok parnoan lo!” Sewot Cipta tiba – tiba pada Magenta. Magenta memukul punggung Cipta kuat dengan mencebikkan bibir kesal seolah berkata bahwa mengapa Cipta tidak bisa mengerti, padahal Magenta sedang serius dan bisa – bisanya Cipta merespon seperti itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: