>

“Kehidupan itu begitu dinamis, pesonanya ada dalam porak poranda orang – orang di sekitarnya. Hanya saja, kita manusia, terlalu buta untuk menyadari betapa indahnya kehidupan itu, hanya karena sebuah predikat buruk rupa, yang siapa saja bisa mengatakannya.”

-Ilalang, Perjalanan Menuju Kota

>>>***<<<

Ginanja mungkin bukan orang paling baik yang pernah ada, namun Ginanja akan berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi mereka yang bersamanya. Seperti saat ini, Ginanja tengah bersiap – siap menuju pusat kota, dengan setelan kaos dan celana yang biasanya ia gunakan. Ginanja meminjam motor Ayah untuk pergi ke kota, ada banyak alasan mengapa hari ini Ginanja pergi ke kota, pertama mencari kerja, kedua, menemui pujaan hatinya.

“Mbak,” Panggil Ginanja pada Mbak Senja yang tampak sibuk bersih – bersih di ruang tengah, “Hari ini mbak dirumah aja ya?” Tanya Ginanja setelahnya.

“Iya,” Jawab Mbak Senja tanpa melihat Ginanja, “Mbak, Ginanja mau pakai motor Ayah, nanti kalo liat Ayah tolong bilangin ya mbak, soalnya Ginanja nggak liat Ayah dari tadi.” Ujar Ginanja.

Mendengar perkataan Ginanja, Mbak Senja menghentikan pekerjannya sesaat dan menatap Ginanja, “Mau kemana emang?” tanya Mbak Senja. “Ke Kota,” Jawab Ginanja.

Mbak Senja hanya menangguk dan kembali mengabaikan Ginanja, selama beberapa saat pikiran Mbak Senja berkelana tanpa arah, seolah terlalu banyak hal yang bercokol di benaknya. Di luar, suara motor yang dinyalakan berderu nyaring dan keras, sesekali suara mesin tersendat – sendat dapat didengar jelas, biasalah motor tua. Mbak Senja menghampiri Ginanja yang tampak telah siap akan pergi.

“Ginanja,” Panggil Mbak Senja.

“Ya?” Ginanja menoleh pada Mbak Senja. Ginanja menunggu perkataan Mbak Senja selanjutnya, namun Mbak Senja hanya diam menatap Ginanja.

“Mbak?” tanya Ginanja memastikan Mbak Senja masih dengan kesadarannya, Mbak Senja menggelengkan kepalanya tiba – tiba membuat Ginanja menatap suadara satunya itu bingung,

“Tidak ada,” Ujar Mbak Senja, “Hati – hati di jalan! Dan pulanglah sebelum malam.” Lanjut Mbak Senja, Ginanja hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan segera melajukan motornya membelah jalanan menuju kota.

***

Ginanja sedikit bingung dengan dirinya setelah sampai di Kota, bagaimana mungkin ia melamar kerja di kota saat dirinya saja hanya lulusan SMA, belum lagi Ginanja tak membawa berkas apapun terkait dirinya, Ginanja tak habis pikir dengan dirinya sendiri, apa modal nekat saja cukup untuk melamar kerja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: