
“Semua yang kita awali bersama bisa jadi tidak menjadi akhir yang sama, sebab waktu yang kita lalui berjalan dengan orang yang berbeda, dan menciptakan akhir yang berbeda pula.”
-Serena
>>>***<<<
Ginanja mengintip layaknya pencuri di rumah tetangganya, pertama – tama Ginanja memastikan segalanya dalam kondisi aman, tidak siapapun yang melihatnya. Ginanja menggunakan masker dan topi hitam di kepalanya, dengan sarung tersampir ditubuhnya. Penampilan Ginanja tampak berantakan, sebenarnya Ginanja sendiri merasa aneh dengan pakaiannya hanya saja demi kenyamanan dan ketenangan jiwa raganya, Ginanja rela melakukannya. Jika biasanya, seseorang yang bertamu akan mendatangi pintu depan, berbeda dengan Ginanja yang mendatangi pintu belakang rumah tetangganya.
Ginanja melihat pintu belakang tetangganya—alias Nenek Rinaya—terbuka lebar, dari luar dapat Ginanja lihat Nenek Rinaya tengah mengaduk tepung. “Assalamualaikum Nenek,” Salam Ginanja pelan di pintu belakang rumah Nenek Rinaya sambil berjongkok. Nenek Rinaya yang mendapati kedatangan Ginanja tiba – tiba dengan cara tidak biasa itu pun terkejut.
“Astaga!” Ujar Nenek Rinaya, “Ginanja, kamu ngapain disitu! Bikin kaget!” Omel Nenek Rinaya yang dibalas senyuman tidak enak oleh Ginanja. “Maaf ya Nek, Ginanja nggak tahu kalo nenek bakal kaget,” Sesal Ginanja, yang dibalas senyuman hangat oleh Nenek Rinaya.
“Nek, ini dari Mbak Senja,” Ujar Ginanja sembari memberi bungkusan yang dititipkan Mbak Senja kepadanya tadi.
“Ini apa?” Tanya Nenek Rinaya tersenyum senang, “Makasih ya.” Ujar Nenek Rinaya yang dibalas anggukan kepala dan senyuman paling manis oleh Ginanja.
“Kata Mbak Senja makanan.” Ujar Ginanja memberitahu Nenek Rinaya, “Kalo gitu, Ginanja pergi dulu ya Nek,” Pamit Ginanja.
“Nggak mau ketemu Serena?” Tanya Nenek Rinaya yang dibalas gelengan kepala secepat kilat oleh Ginanja. “titip salam aja nek!” Ujar Ginanja dengan senyum terpaksa. “Ya sudah,” Balas Nenek Rinaya dan meninggalkan Ginanja sendirian di pintu belakang sebab harus menyimpan bungkusan yang diberikan oleh Mbak Senja, Ginanja menghembuskan nafas lega karena tidak bertemu dedemit seperti Serena Aditya.
Ginanja kembali mengendap – endap pelan, memperhatikan sekitarnya dalam rangka pulang ke rumahnya tanpa bertemu wanita tidak waras seperti Serena, saat memperhatikan sekitarnya, sebuah suara menghampiri gendang telinga Ginanja.
“Kenapa nggak sampein salam ke orangnya langsung aja.” Ucap suara tersebut.
“Maksudnya,” Bingung Ginanja masih mengawasi sekitarnya dengan hati – hati. “Tadi titip salamkan buat Serena, kenapa nggak bilang langsung?” Jelas suara tersebut lagi.
“Ooh…itu,” Ujar Ginanja yang akhirnya paham dengan maksud pertanyaan tadi, “Ogah ketemu sama dedemit kek Serena, udah dedemit nggak waras lagi! Basa – basi aja.” Jelas Ginanja dengan perasaan mengegebu – gebu, memikirkan Serena membuat Ginanja kembali bergidik ngeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: