>

Peningkatan Produktivitas dan Manajemen Pemasaran Berbasis Online (e-Commerce)

Peningkatan Produktivitas dan Manajemen Pemasaran Berbasis Online (e-Commerce)

Pada Industri Rumah Tangga (IRT) Memey Keripik di Kota Jambi

JAMBI - Dalam menghadapi era new normal seperti saat ini, strategi untuk meningkatkan industri rumah tangga (IRT) melalui pemanfaatan teknologi informasi sangat dibutuhkan. Memey Keripik adalah salah satu industri rumah tangga (IRT), yang bergerak di sektor makanan
dalam produksi aneka keripik dengan bahan olahan yang berasal dari singkong, kentang dan pisang.

\"1A_9\"

Foto bersama Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dan pemilik Industri Rumah Tangga Memey Keripik

Permasalahan prioritas pada IRT Memey Keripik adalah aspek permodalan yaitu tidak adanya penggunaan teknologi mesin dalam kegiatan produksi, sehingga menyebabkan hasil produksi masih rendah, berikutnya aspek teknologi dalam pemasaran yaitu pemasaran pada industri ini masih dilakukan secara manual, belum memanfaatkan teknologi informasi dan tetakhir aspek manajerial, yaitu tidak ada laporan keuangan yang menyatakan arus kas masuk dan kas keluar, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan yang profesional. Berdasarkan permasalahan prioritas yang dikemukakan maka Abdul Harris S.Kom, M.Kom, Eddy Suratno, SE, MM dan M. Irwan Bustami, S.Kom, M.Kom yang merupakan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Dinamika Bangsa Jambi melakukan penelitian ini, untuk memberikan solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan tersebut yakni dengan cara meningkatkan kapasitas hasil produksi, melalui penambahan mesin teknologi tepat guna untuk produksi pembuatan kripik, lalu meningkatkan pengetahuan dan teknologi melalui pembuatan sistem e-Commerce dan sosial media marketing, beserta pelatihan penggunaannya, berikutnya meningkatkan manajemen usaha yang baik melalui pelatihan, pendampingan dan implementasi sistem aplikasi keuangan dan pembuatan laporan keuangan yang baik, selanjutnya pemberian pelatihan secara rutin dalam upaya peningkatan keterampilan masyarakat secara mandiri.

\"Adapun target luaran dari kegiatan ini adalah membentuk masyarakat mandiri secara ekonomi dan sosial. Setelah dilakukan pemberdayaan melalui Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS, red) selama enam bulan terhadap mitra industri rumah tangga (IRT, red) Memey
Keripik,\" kata Abdul Harris S.Kom, M.Kom salah seorang Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Dinamika Bangsa Jambi yang melakukan penelitian kemarin (25/8).


Dikatakannya, target luaran wajib yang ingin dicapai adalah peningkatan kapasitas produksi dengan indikator keberhasilan hasil produksi meningkat 70 persen dari sebelumnya. Lalu, peningkatan pengetahuan dan teknologi mengenai strategi pemasaran produk dengan indikator keberhasilan adalah penerapan 100 persen secara berkelanjutan sistem e-Commerce dan sosial media marketing, terdapat peningkatan 30 persen jumlah pelanggan dari sebelumnya.


\"Berikutnya, peningkatan manajemen usaha dengan indikator keberhasilan adalah telah diimplementasikan sistem aplikasi keuangan dan penyajian laporan keuangan secara profesional dan berkelanjutan, serta terdapat kenaikan omzet usaha sebesar 30 persen dari sebelumnya. Luaran wajib lainnya adalah publikasi media dan upload video di Youtube,\" jelasnya.
Dia menambahkan, bersumber dari data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2017 dinyatakan bahwa kontribusi nyata UKM terhadap product domestic bruto (PDB) sebesar 60,34% persen, sedangkan UB sebesar 39,66 persen, dan kontribusi UKM dalam upaya penyerapan tenaga kerja baru cukup besar yaitu 97,22 persen, sedangkan UB sebesar 2,78 persen. Persentase tersebut diharapkan akan dapat meningkat secara terus menerus pada tahun-tahun mendatang karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin berkembang. Data tersebut telah menunjukkan kontribusi yang signifikan dari UKM dan industri rumah tangga (IRT) dimana nilai rata-rata 95 persen dari kondisi ekonomi di Indonesia sebagian besar negara bergantung pada sektor tersebut. Semakin tingginya kompetisi antara UKM, industri rumah tangga (IRT) dan perusahan besar, maka dituntut harus mencari keunggulan kompetitif sehingga dapat membantu dalam meminimalkan cost atau biaya dan memaksimalkan keuntungan. Salah satu industri rumah tangga (IRT) yang potensial berada di Kota Jambi adalah produsen keripik singkong, pisang dan kentang.

\"Singkong dan kentang merupakan jenis tanaman yang berasal dari akar dan sangat mudah tumbuh diberbagai daerah yang ada di Indonesia, termasuk Kota Jambi dengan iklim tropis, begitu pula dengan pisang sangat cocok sekali tumbuh pada iklim di Kota Jambi. Singkong, kentang dan pisang dapat dibuat dan diolah menjadi berbagai jenis makanan, baik diolah menjadi makanan pokok atau makanan ringan seperti keripik. Singkong, kentang dan pisang masing-masing mempunyai rasa yang khas membuat banyak orang yang menyukainya, bahkan saat ini ada banyak sekali jenis makanan yang berbeda namun berbahan utama singkong.

Keripik singkong, kentang dan pisang digemari oleh berbagai kalangan, baik remaja hingga yang tua, terlebih lagi jika ada perayaan hari besar agama maka terjadi lonjakan peminat pada keripik ini sangat drastis. Memey Keripik adalah salah satu industri rumah tangga (IRT, red) yang memproduksi makanan ringan berbahan baku singkong, kentang dan pisang yang diolah menjadi kripik dengan aneka rasa. Lokasi usaha Memey Kripik berada pada Jl. Sunang Bonang No. 96 RT 17 Kelurahan Simpang III Sipin Kecamatan Kotabaru Kota Jambi,\" urainya.

Berdasarkan hasil survei dan wawancara dilapangan bersama pemilik usaha yaitu Meilani, informasi yang diperoleh adalah kelompok usaha memey keripik ini telah berdiri selama kurang lebih selama 10 tahun, dengan jumlah anggota kelompok pekerja sebanyak 4 orang yang mayoritas merupakan kumpulan dari keluarga pra sejahtera yang mendapatkan subsidi dari program pemerintah pada lingkungan setempat. Pada industri ini, umumnya bahan baku berupa singkong, kentang dan pisang didapatkan dari pengepul dari agen yang biasa dijual di pasar yang diantarkan langsung ke tempat sesuai dengan permintaan dari pemilik usaha. Untuk peralatan yang digunakan saat ini masih menggunakan alat perajang manual yang semua pekerjaan mengunakan tenaga pekerja, tidak menggunakan alat perajang tenaga mesin ataupun listrik. Begitu pula halnya dengan proses pengggorengan, proses meniriskan minya dan proses mencampur bumbu, semua masih menggunakan cara yang manual. Dalam hal proses pengemasan juga masih menggunakan plastik biasa, tidak dilakukannnya pengemasan modern yang sering dijumpai pada supermarket. Kegiatan pemasaran kripik dilakukan dengan cara melalui promosi dari mulut ke mulut, melalui jasa titip warung dan kantin sekolah maupun kantor dan pemesanan melalui media telpon, sms ataupun whatapp.

Omzet rata-rata dari seluruh penjualan kripik per bulannya diperkirakan berkisar Rp. 10 juta - Rp. 12 juta per bulannya, dengan pendapatan bersih usaha ini berkisar Rp. 6 juta – Rp. 7 juta perbulannya. Jumlah karyawan saat ini adalah sebanyak 4 orang pada bagian produksi dan pemilik usaha yang ikut membantu bekerja memproduksi keripik sekaligus dalam kegiatan promosi hasil produknya. Masing-masing dari karyawan tersebut diberi upah sebesar Rp.1 juta per bulannya.
\"Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan pada industri rumah tangga (IRT) Memey Kripik adalah keterbatasan mesin produksi pada industri ini yang menyebabkan hasil produksi masih rendah jika dibandingkan dengan permintaan konsumen, terlebih lagi saat perayaan hari besar agama, jumlah permintaan mengalami peningkatan drastis. Sistem promosi pada industri ini masih dilakukan secara manual, yaitu promosi dari mulut ke mulut dan jasa titip di warung, pelanggan yang ingin
membeli biasanya datang langsung ke tempat usaha dan juga bisa memesan melalui telpon, sms whatsapp terlebih dahulu, tidak ada promosi menggunakan media sosial, tidak ada promosi berupa spanduk, iklan-iklan ataupun promosi dalam bentuk lainnya. Tidak melakukan pencatatan keuangan arus kas masuk dan kas keluar untuk pembuatan laporan keuangan dan dalam kegiatan manajemen keuangan belum terkonsep secara profesional dalam pencatatannya.

Banyak transaksi yang dilakukan secara non-digital yang keadaan dan jangkauannya terbatas. Dibutuhkannya kegiatan transaksi online untuk memudahkan dalam melakukan transaksi pembelian kapanpun dan dimanapun melalui e-commerce. e-Commerce merupakan kegiatan-kegiatan bisnis dengan cara online yang bertujuan mengambil keuntungan seperti penjualan, pembelian, pelayanan informasi dan perdagangan melalui perantara yaitu jaringan internet. Penggunaan e-commerce sendiri akan membantu masyarakat kelas bawah dalam membantu usaha penjualan,\" urainya.

Untuk mengatasi masalah mitra, program pemberdayaaan masyarakat dilakukan dengan pendekatan kepada mitra untuk menangani masalah tersebut. Tim melakukan identifikasi permasalahan serta menganalisis apa yang menjadi permasalahan yang prioritas perlu ditangani. Diawali dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya manajemen usaha bagi mitra untuk meningkatkan pembuatan pembukuan, khususnya pencatatan-pencatan penjualan, neraca, dan laporan rugi laba beserta pemahaman pentingnya ekspansi penjualan secara online untuk meningkatkan daya saing UKM. Dengan demikian, diharapkan mitra dapat membuat laporan analisis keuangan pada unit usahanya dan juga dapat mengelola pemasaran berbasis online dengan baik. Semua UMKM akan sangat membutuhkan keterampilan tersebut sebagai tindak lanjut dan mengubah industri kreatif ke model industri 4.0 dengan menerapkan juga konsep manajemen sumber daya manusia yang efektif, manajemen keuangan dengan menerapkan analisis laporan keuangan secara berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: