Memerdekakan UMKM, Mempercepat Inklusi
Berdasarkan hasil riset LPEM UI tahun 2021, dijelaskan bahwa masa sebelum pandemi, pelaku usaha dapat menyisihkan rata-rata 16 persen dari pendapatannya untuk menabung. Namun memasuki masa pandemi di tahun 2020, terjadi penurunan pola menabung menjadi sekitar 5-6 persen, level yang cukup dalam. Salah satu penyebab utamanya adalah penurunan omset dan realokasi pendapatan untuk pengeluaran lain di masa pandemi. Kini, kondisi mulai menunjukan sinyalmen yang membaik, dengan adanya kenaikan pada kemampuan menabung menjadi 6-7 persen pada Q2-2021. Strategi adaptif yang diterapkan pelaku usaha menjadi langkah mumpuni untuk mampu bertahan. Temuan pada riset yang sama juga menunjukan bahwa pelaku usaha cenderung mempertahankan strategi adaptif seperti mengubah standar, memodifikasi produk, dan mencari jalur pemasaran baru ketimbang strategi yang sifatnya responsif seperti menutup usaha dan mengurangi volume produksi. Hal ini semakin menegaskan UMKM Indonesia memiliki resilience unggul dalam melewati berbagai perubahan dan ketidakpastian yang terjadi selama pandemi.
Data internal BRI serta diperkuat dengan data riset berbagai survey menunjukan ketangguhan UMKM Indonesia yang teruji unggul dalam menghadapi situasi pandemi. Hal ini tergambar dalam linimasa sejak Q2-2020 sampai dengan Q2-2021, sebagai berikut:
BMSI (BRI Micro & SME Index) sebagai indeks yang menilai aktivitas pelaku UMKM pada situasi
sekarang dan mengukur ekspektasi usaha, menunjukan bahwa pada Q2-2021, optimisme pelaku UMKM meningkat dengan nilai Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB) di atas level 100. Level tersebut adalah level tertinggi sepanjang periode pandemi.
Tingginya indeks ekspektasi aktivitas bisnis menjadi sinyal positif bagi pelaku UMKM untuk dapat memulai aktivitas produksi usahanya. BRI meyakini bahwa kondisi ini segera berangsur pulih. Dengan protokol kesehatan yang baik dan dipatuhi, aktivitas ekonomi akan kembali berjalan, sehingga ekonomi nasional juga akan segera pulih.
Sejalan dengan keyakinan tersebut, BRI juga telah menyiapkan perangkat untuk mendorong penguatan pelaku usaha mikro dengan memberi kemudahan akses terhadap Bantuan Pemerintah kepada pelaku usaha mikro atau BPUM. Disamping itu, BRI memberikan pemberdayaan kepada pelaku UMKM dengan basis pendekatan komunitas.
Dalam kurun waktu satu tahun lebih ini, perjalanan ketangguhan pelaku UMKM menghadapi pandemi mengalami pasang surut. Keterlibatan Pemerintah melalui berbagai program bantuan, subsidi hingga vaksinasi yang mendukung eksistensi UMKM menjadi kunci utama keberlanjutan para pelaku UMKM.
Upaya Untuk Memerdekakan UMKM
Dalam upaya menjadi champion dalam inklusi keuangan dan inovator global dalam micro banking, strategi BRI akan menitikberatkan kepada dua area, yakni memberikan pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro dan menempatkan inovasi sebagai roh pertumbuhan perusahaan. Aspirasi tersebut terasa nyata karena didukung beberapa hal, meliputi dukungan jaringan unit kerja BRI yang tersebar dan terbesar di seluruh pelosok negeri, termasuk memperluas inklusi segmen UMi, perbaikan fitur produk dan layanan yang mengarah kepada customer centric serta penyempurnaan konsep bisnis model pemberdayaan kepada pelaku usaha mikro.
Sebagai contoh meningkatkan efektivitas pemberdayaan kepada pelaku UMKM, BRI melakukan pengelompokan penerima manfaat beberapa program PEN maupun subsidi, seperti memisahkan level entrepreneurship, feasibility hingga bankable atau tidak. Pengelompokan tersebut berguna untuk menentukan jenis pemberdayaan yang dapat berupa bantuan sarapa peningkatan produksi atau pemenuhan literasi, mulai dari literasi dasar, bisnis, hingga digital.
Kondisi seperti saat ini, dimana aktivitas masyarakat dibatasi, BRI melakukan inovasi pemberdayaan dengan mengembangkan platform pemberdayaan online terpadu yang dapat di akses gratis oleh seluruh pelaku UMKM di Indonesia. Berbagai fitur dapat dinikmati, dari self assessment scoring, forum UMKM hingga etalase produk para pelaku UMKM, mewujudkan mereka memiliki wadah untuk berkomunikasi dan memamerkan produknya.
BRI juga telah melakukan penguatan permodalan kepada UMKM melalui penyaluran kredit kepada para pelaku UMKM. Sebagai perwujudan komitmen dan konsistensi BRI dalam menjaga keberlanjutan UMKM. Salah satunya diperlihatkan pada kinerja positif BRI, meskipun menghadapi kondisi pandemi, BRI tetap mampu menyalurkan pembiayaan kredit kepada UMKM sebesar Rp 670,0 triliun pada Q2-2020, dan menunjukan kenaikan positif pada Q2-2021 sebesar 730,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: