GREEN AND SUSTAINABLE UIN SUTHA JAMBI: UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
Oleh: Bayu Kurniawan & Arfan[1]
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mempunyai niat kuat terlibat aktif dalam menahan laju perubahan iklim. Melalui program Kampus Hijau atau Green Campus yang diberi nama Green Sutha, pengelolaan Universitas Islam di Jambi ini akan berupaya menjadi lokomotif perguruan tinggi yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan terbuka untuk bekerjasama dengan pemerintah serta masyarakat sipil lokal, nasional dan global merawat sumber daya alam yang tersisa.
Pada tanggal 24 Juni 2020 Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi telah melakukan Penandatanganan Deklarasi menjadi anggota UI GreenMetric World University Rankingss dan dinyatakan resmi bergabung dengan UI GreenMetric. Deklarasi ini dilaksanakan beriringan dengan lokakarya UI GreenMetric Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia di UIN Walisongo Semarang satu hari sesudahnya, yaitu pada tanggal 25 Juni 2020.
Keikutsertaan UIN Jambi pada perankingan Internasional UI GreenMetric World University Rankings tahun 2020 untuk pertama kali telah berhasil menempatkan UIN Jambi pada Ranking 3 di jajaran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam seluruh Indonesia, Ranking 40 Nasional, dan Ranking 485 Universitas Dunia dengan total Skor yang diperoleh yaitu 5150.
Metodologi pemeringkatan pada perankingan ini didasarkan pada 6 kategori utama dan UIN Jambi berhasil meraih nilai maksimal, yaitu 1). Setting and Infrastructure, skor UIN Jambi 550; 2). Energy and Climate Change, skor 900; 3). Waste, 750; 4). Water, 450; 5). Transportation, 1.175; 6). Education and Research, UIN Jambi meraih 1.325.
Metrik universitas hijau ini adalah turunan dari gagasan Sustanaible Higher Education atau Perguruan Tinggi Berkelanjutan yang ada sebelum konsep Pembangunan Berkelanjutan tahun 1987. Deklarasi Stockholm tentang Human Environment pada Juni 1972 menyebut pentingnya Perguruan Tinggi terlibat dalam menjaga alam dan membantu menghambat degradasi lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang.
Konsep Sustainable Higher Education sudah diterapkan oleh berbagai negara, walau agak lambat. Swedia misalnya, baru pada 2016 meminta otoritas yang menaungi Perguruan Tinggi di negara tersebut untuk mengintegrasikan isu lingkungan, perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan ke dalam perguruan tinggi, baik secara teori maupun praksis. Gunanya agar para pihak di perguruan tinggi sadar tentang masalah lingkungan dan perubahan iklim. Gagasan melahirkan sumber daya manusia yang berwawasan dan peka lingkungan justru lebih penting dan mendesak di negara yang masih kaya sumber daya alam di daratan, laut dan perut bumi, seperti Indonesia. Perubahan iklim adalah agenda lingkungan bersama, semua manusia dan semua bangsa.
Bukti iklim berubah dengan cepat dalam beberapa dekade terakhir yaitu meningkatnya suhu permukaan bumi, naiknya permukaan laut, mencairnya gletser atau gunung es di kutub utara, perubahan pola curah hujan, menipisnya lapisan ozon, mudahnya kebakaran hutan, peningkatan emisi gas rumah kaca, serta pencemaran ekosistem daratan dan perairan. Perubahan ini jelas akan berdampak pada kehidupan manusia dan kehidupan spesies lainnya.
Selain membangun kesadaran melalui diskusi panjang baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional dalam merumuskan solusi untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim terhadap eksistensi generasi mendatang, Perguruan Tinggi penting untuk menanam fikiran menahan laju perubahan iklim. Seperti disebutkan diatas, selain penerapan konsep Human Environment atau Manusia Lingkungan, integrasi konsep Pembangunan Berkelanjutan PBB ke dalam mata kuliah dan everyday life kampus sudah semestinya dilakukan.
Pembangunan yang berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi atau menghilangkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penting bagi manusia hari ini untuk memastikan bumi terus memiliki kecupukan air bersih, sumber obatan dan bahan pangan. Peran sekecil apapun dari berbagai komunitas dan pemangku kepentingan termasuk universitas, akan berdampak signifikan untuk meminimalisir perubahan iklim.
Lingkungan kampus yang aware pentingnya alam lestari dapat memberikan sumbangsih dalam mitigasi perubahan iklim. Melakukan usaha kampus hijau dan memberi injeksi pemikiran perubahan iklim oleh aktor-aktor intelektual kampus kepada kaum muda mahasiswa dan komunitas lokal, akan berkontribusi dalam mengimplementasikan prinsip keberlanjutan. Ini selaras dengan sikap UNESCO dalam Decade for Education and Sustainable Development 2005-2014 yang memuat bagaimana upaya global dalam menggunakan pendidikan sebagai perangkat untuk menjawab tantangan abad 21 terkait lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.
Pada tahun 2021 ini, UIN Jambi sekali lagi terlibat pada UI GreenMetric World University Rankings. UIN Sutha Jambi berhasil mempertahankan peringkat ke-3 di PTKI seluruh Indonesia, Ranking 34 di Nasional (naik 6 peringkat), dan Ranking 316 di Dunia (naik 169 peringkat). Pencapaian ini bukan hanya membuktikan UIN Sutha Jambi semakin maju, namun secara substansial telah memperlihatkan keinginan kuat UIN Sutha Jambi terlibat dalam mitigasi perubahan iklim global, mempromosikan Sustainable Developmen Goals, dan mendukung pencapaian kualitas hidup, yaitu sehat secara mental, psikologi, kemasyarakatan, dan sehat secara lingkungan. Catan akhir tulisan ini, bahwa hidup berkualitas pada masa akan datang sangat dipengaruhi oleh usaha kelestarian lingkungan dan sumber daya alam kita hari ini.
[1] Penulis adalah akademisi di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: