Margiono, Rakyat Merdeka, dan Perang Kartun dengan Australia
Penyadapan terhadap kepala negara kita tentulah suatu penghinaan. Apalagi Presiden SBY digambarkan seperti itu. Penyadapan dan kartun itu menjadi topik pemberitaan yang ramai di tanah air.
Empat hari kemudian, koran Rakyat Merdeka membuat kejutan. Mereka membalas kartun Pak SBY dengan sebuah kartun yang menggambarkan Tony Abbot, perdana menteri Australia saat itu. Tidak tanggung-tanggung, Abbot digambarkan hanya bercelana pendek dengan celana dalam bendera Australia. Sedang mengintip dari balik pintu bertuliskan “Indonesia” sembari berbuat cabul. Upssss…. !
Kartun bertuliskan “Ssst! Oh my God Indo … So Sexy” itu menjadi ilustrasi berita berjudul “Alat Sadap Dipasang di Handel Pintu, Atap Ruang Rapat dan Sekering Listrik” yang mengutip keterangan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
Media di sana menilai perdana menteri mereka sudah dicitrakan pada titik terendah dengan perbuatan cabul.
Pembuat kartun itu adalah kartunis Fonda Lapod. Saat itu, Fonda bukan lagi kartunis di Rakyat Merdeka. Dia sudah pensiun sejak 2006.
Namun rupanya redaksi Rakyat Merdeka kembali mendatangkan dia untuk membuat kartun itu.
The Adventure of
Two Dingos
Pada 2006, Fonda dan Rakyat Merdeka juga pernah perang kartun yang juga bikin heboh. Juga dengan media Australia.
Saat itu Rakyat Merdeka memuat kartun menggambarkan Howard, yang kala itu perdana menteri Australia, dan Alexander Downer yang menjabat Menteri Luar Negeri, sebagai dua dingo yang sedang “saling menunggangi”.
Dingo adalah jenis anjing liar yang hidup di negara itu. Kartun berjudul “The Adventure of Two Dingos” itu dilatari protes pemberian visa oleh Australia untuk 43 aktivis Papua Merdeka.
Suatu tindakan yang dirasakan melukai kedaulatan Indonesia. Dan sebagai negara tetangga, Australia dinilai tidak sopan dengan melindungi para aktivis Papua yang mengancam kesatuan negara kita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: