>

DISWAY: Air Sirup

DISWAY: Air Sirup

Ia memang punya perhitungan sendiri: warga NU itu konon mencapai 80 juta orang. Kalau sepertiganya saja memilih PKB, perolehan suara partai itu bisa yang terbesar. Bisa mencalonkan presiden. ”Masak NU yang begitu besar, perolehan kursinya hampir sama dengan PKS,” katanya suatu saat.

Padahal, Jazuli bukan pengurus PKB. Pun di daerah. Apalagi di pusat. Ia juga bukan pengurus NU. Pun yang lama. Apalagi yang baru.

Maka, tidak ada yang bisa memperingatkan Kiai Jazuli. Apalagi memecatnya. Ia bebas. Merdeka. Dari struktur mana pun juga.

Tapi, ia ingin PKB besar. Sebagai alat politik NU yang mencerminkan kebesaran NU.

Tentu Muhaimin Iskandar senyum-senyum dikulum. Ia baru saja mendapat peringatan dari PBNU –gara-gara menemui pengurus NU Cabang Banyuwangi dan Sidoarjo.

Ini memang eksperimen besar: memisahkan NU dengan PKB –dan partai mana pun.

Rupanya, arti larangan politik di NU sebatas untuk partai. Nyatanya, Sekjen PBNU yang baru, Saifullah Yusuf, tetap di jabatan politiknya: wali kota Pasuruan. Dan pengurus PBNU lainnya, Khofifah Indar Parawansa, juga tetap menjabat gubernur Jatim.

NU dan politik sudah seperti air dan sirup. Bisakah jadi ibarat air dan minyak. (*)

 

Komentar Pilihan Disway*

Edisi 4/2: Ingat Tomy

Panggiring At Alasroban

Setidaknya ada 2 jembatan panjang yang kabarnya timbul tenggelam. Pernah sudah begitu jelas tapi akhirnya tidak jelas lagi. 1. Jembatan selat sunnda, waktu itu nampak seperti sudah mau di bangun. Tak sabar menunggu realisasinya. Eh belakangan jadi tah jelas nasibnya. 2. Jembatan Batam Bintan. Nasibnya juga begitu pernah sudah gegap gempita seperti mau di bangun, Tapi sampai sekarang masih tak jelas. Bahkan waktu itu mau ada pembangunan pelabuhan Tanjung Sauh untuk menyaingin pelabuhan Singapore. Jembatanya tidak jelas, Pelabuhanya tidak jelas. Singapore yang mau di saingi jelas terus membangun pengembangan pelabuhan di negaranya. Semakin jauh, semakin susah untuk mengejar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: