>

Nostalgia Disway

Nostalgia Disway

’’Makan dulu Abah. Nanti setelah makan saya akan jelaskan. Pokoknya nama website ini saya temukan di tengah-tengah salat asar,’’ kata saya.

Pak Dahlan tiba-tiba tertawa. Mungkin jawaban saya lucu. ’’Berarti Anda tidak salat dengan khusyuk,’’ komentarnya.

Saya pun ikut tertawa.

Siasat berhasil. Pak Dahlan makan malam dengan lahapnya. Walau dengan porsi yang sangat sedikit. Saya dan Mas Zaini yang harus menghabiskan semuanya.

’’Apa nama website-nya?’’ tanya Pak Dahlan lagi.

’’Disway. Dahlan Iskan Way. Seperti The Toyota Way,’’ jawab saya.

’’Nama lainnya apa?’’ sahutnya.

’’Ada yang lain, tapi saya menjagokan Disway saja. Kalau tidak setuju, apa boleh buat,’’ jawab saya.

 ’’Oke setuju!’’ jawab Pak Dahlan.

’’Saya bisa menulis mulai kapan?’’ tanyanya.

’’Dua minggu lagi. Tunggu website jadi dulu,’’ jawab saya.

’’Tidak bisa. Tanggal 9 Februari pukul 09.00 website harus sudah online,’’ katanya.

’’Waktunya hanya dua hari. Sanggup nggak? Tanya saya kepada Mas Gepeng dan Mas Nawie melalui WhatsApp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: