Pernyataan Menag Bikin Hebot, Ini Transkrip Lengkap Video Menag Yaqut
JAKARTA - Sejumlah kalangan mulai melaporkan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut ke polisi. Menag dilaporkan lantaran dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.
Sejumlah pelapor bahkan sudah membekali dengan data-data yang dianggap sebagai barang buktinya. Misalnya Roy Suryo yang memiliki rekaman utuh pernyataan Menag dalam bentuk video.
“Karena dikatakan “tidak ada” (?) Kata2 ADZAN dalam video wawancara YQC yang viral itu, ini BUKTI OTENTIK-nya (Jika Rekaman yang Lebih panjang dari yang disebut sebut “dipotong”, kata Roy Suryo yang membagikan video Gus Yaqut di akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Sabtu (26/2).
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengajak masyarakat untuk mendengarkan baik-baik video Gus Yaqut tersebut.
“Jadi kalau tidak dipotong malah LEBIH JELAS lagi ada kata-kata tersebut semuanya. Silakan didengarkan baik-baik, ASLI,” jelas Roy Suryo.
Berikut transkrip video wawancara Menag Yaqut Cholil:
Mereka bisa mulai menggunakan speaker itu sebelum azan dan setelah azan, bagaimana menggunakan speaker di dalam dan seterusnya, tidak ada pelarangan. Aturan ini dibuat semata-mata hanya untuk membuat masyarakat kita semakin harmonis, meningkatkan manfaat dan mengurangi marsadat.
Karena kita tahu, misalnya di daerah yang mayoritas muslim, hampir setiap 100 meter, 200 meter itu ada musala, masjid. Bayangkan kalau kemudian dalam waktu bersamaan mereka semua menyalakan toanya di atas, kayak apa? Itu bukanlah siar, tapi gangguan di sekitarnya.
Kita bayangkan lagi, kita ini muslim, saya ini muslim, saya hidup di lingkungan nonmuslim, kemudian rumah ibadah muslim bunyikan toa sehari lima kali dengan kencang-kencang secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?
Yang paling sederhana lagi, kepada kita ini kalau kita hidup dalam satu komplek itu misalnya, kiri kanan, depan belakang pelihara anjing semua, misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggung gak?
Artinya apa? bahwa suara-suara ini, apapun suara itu ya, ini harus kita atur supaya tidak menjadi gangguan. Speaker di musala, masjid, monggo dipake, silahkan dipake. Tetapi tolong diatur agar tidak ada merasa terganggu, agar niat menggunakan TOA, menggunakan speaker sebagai sarana, sebagai wasilah untuk siar, tetap bisa dilaksanakan tanpa harus mengganggu mereka yang mungkin tidak sama dengan keyakinan kita. (pojoksatu/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: