FBR Sebut Yaqut Tak Layak Jadi Menteri, Pejabat Kemenag Gertak Balik: Saya Ingatkan, Bukan Kamu yang Menilai

FBR Sebut Yaqut Tak Layak Jadi Menteri, Pejabat Kemenag Gertak Balik: Saya Ingatkan, Bukan Kamu yang Menilai

JAKARTA - Beredar video perwakilan Forum Betawi Rempug (FBR) digertak oleh pejabat Kementerian Agama (Kemenag).

Ini terjadi saat perwakilan FBR diterima oleh pejabat Kemenag saat mereka melakukan aksi unjukrasa di Kantor Kemenag Jakarta Pusat, Jumat (25/2/2022) lalu.  Salah satu perwakilan FBR dengan lantang menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak layak jadi menteri. 

Video berdurasi 1 menit 44 detik itu kini beredar di media sosial. 

Dalam rekaman video yang dilihat FIN pada Minggu (27/2/2022), terlihat ada 6 orang perwakilan FBR yang diterima di gedung Kemenag. 

Dari Kemenag hanya diwakili satu pejabat saja. Belum diketahui siapa nama pejabat Kemenag tersebut.

Mereka duduk di sofa di salah satu ruangan kantor Kemenag. Dari 6 orang perwakilan FBR itu, seseorang berbaju merah ditunjuk sebagai juru bicara. 

\"Nah mungkin bapak sebagai salah satu bawahan menteri yang menurut saya itu tidak layak untuk menjadi menteri, bapak tolong sampaikan. Sebenernya...,\" ujar laki-laki berbaju merah tersebut. 

\"Bang tolong abang tarik ucapan abang itu dulu,\" potong pejabat Kemenag itu. \"Mohon izin bang,\" kata orang berbaju merah tadi.

\"Bukan abang yang menilai menteri siapapun. Saya ingatkan ya, bukan abang yang menilai. Hargai saya. Saya bilang tarik. Bukan abang yang menilai itu. Tolong turunkan tensi abang,\" tegas pejabat Kemenag itu.

\"Bang mohon maaf ya bang ya...mau abang bilang saya itu seperti apa,\" lanjutnya

Dipotong lagi oleh staf Kemenag itu, \"Sudah bicara yang lain, jangan yang itu,\" tegas pejabat Kemenag berbaju cokelat tersebut.

\"Maksud saya bang, kalau saya sebagai abang mendengarkan beliau seperti itu, kan pasti abang juga akan marah,\" terang perwakilan FBR tadi. 

\"Tapi jangan seperti itu,\" potong pejabat Kemenag yang memakai masker warna putih ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: