MOSKOW-Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina telah menyita perhatian masyarakat Indonesia. Di media sosial, pemberitaan tentang Rusia yang menginvasi Ukraina menjadi perbincangan seru netizen. termasuk di akun Instagram, Tiktok dan Youtube.
Banyak dari netizen di Indonesia mendukung sikap Rusia menginvasi Ukraina serta mengidolakan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sosok pemberani dan karismatik.

Saat ini, sejumlah masyarakat di Indoensia juga terus mencari tahu lebih jauh sosok Vladimir Putin. Dan yang menjadi daya tarik baru-baru ini ialah viralnya kata ‘Ura’ yang diteriakkan prajurit Rusia pada saat parade militer hari kemenangan Rusia. Pada video itu, awalnya Putin memberikan pidato kenegaraannya kemudian diakhiri dengan meneriakkan kata Ura lalu di sambut oleh seluruh prajurit yang juga meneriakan kata Ura sebanyak tiga kali.

Banyak warga Indonesia yang kini mempertannyakan arti kata ‘ura’, terlebih setelah video tersebut viral di medsos. Bahkan saat ini bagi sebagian masyarakat Indonesia, kata ‘ura’ sudah dijadikan sebagai bahasa tongkrongan. Kata ‘ura’ sendiri dalam bahasa Rusia artinya adalah hore dengan penulisan khas Rusia ‘ypa’. 

Kata ini kemudian menjadi penyemangat bagi masyarakat Rusia, seperti tak ubahnya teriakan ‘Merdeka’ yang menjadi kata penyemangat masyarakat Indonesia, atau teriakan ‘Banzai’ dari Jepang atau juga teriakan ‘Takbir’ bagi kebanyakan orang Islam di Indonesia.

Dilansir dari id.rbth.com, kata ‘ura’ sendiri sudah ada berabad-abad yang lalu, tepatnya ketika bangsa terkuat di muka bumi saat itu yakni bangsa Mongol menyerbu berbagai kerajaan di Rusia. Rusia ditaklukan oleh bangsa Mongol dan mewajibkan kerajaan-kerajaannya membayar upeti kepada bangsa Mongol.

 

Perlawanan atas penindasan bangsa Mongol terhadap bangsa Rusia mulai terjadi dan upaya perebutan kembali wilayah mereka dari penjajahan bangsa Mongol memuncak. Bangsa Rusia kemudian memahami pentingnya belajar dari kemenangan musuh, dimana mereka kemudian mempelajari taktik perang bangsa Mongol yang militan.

Saat perang dengan bangsa Mongol, prajurit Rusia kemudian meneriakkan kata ‘Ura!’. Rupanya kata itu diadopsi dari bahasa Mongolia yakni uragshaa yang artinya ‘maju’, atau dalam bahasa Tatar ura artinya ‘serangan’. Awalnya, kata bogatyr yang berasal dari bahasa Turk diartikan sebagai ‘pahlawan’ atau ‘berani’ juga sangat populer di Rusia. Sebelum invasi Mongol, orang-orang seperti itu di Rusia disebut horobor ‘jago bertempur’ atau udalets ‘pemberani’.

Penggunaan teriakan ‘Ura’ terus dipertahankan ketika Rusia menjadi negara Komunis pimpinan Vladimir Lenin dsn Joseph Stalin. Teriakan ini kemudian terkenal luas pada Perang Dunia ke-2 ketika Tentara Merah Uni Soviet melakukan serangan terakhirnya kepada tentara Nazi Jerman. Dalam serangan terbesar dan paling mematikan di dunia ini, Tentara Merah Uni Soviet meneriakan “Uraaa !” tanpa hentinya, kemudian kemenangan atas Nazi Jerman tercipta. Uuurrraaaaa!!!(ful).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: