Gadis Penakluk Tebing yang Multi Talenta
JAMBI-Namanya Irma Hayati, bukan gadis biasa, Irma adalah penakluk ketinggian, dalam hitungan menit ia bisa mencapai puncak tebing menggunakan strategi dan mengandalkan fisik yang tangguh. Ya, Irma adalah atlit panjat tebing berprestasi di provinsi ini. Ia pernah tercatat sebagai peraih dua medali perunggu kompetisi panjat tebing tingkat provinsi di Tanjab Timur dan Tebo.
Siswi SMKN 4 Sarolangun ini mengenal panjat tebing sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Alasan awal ia mau mengikuti olahraga ini adalah karena ingin uji nyali. “Ketika banyak perempuan takut pada ketinggian, saya malah ingin mencobanya, awalnya memang karena ingin coba-coba hal baru,” ujar gadis yang kini duduk di kelas XII Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran ini.
Ia mengakui olahraga panjat tebing jarang digeluti kaum perempuan, baginya itu peluang untuk bisa berprestasi ditengah banyaknya kaum pria. “Olahraga ini juga menempa mental saya dalam menghadapi banyak tantangan,” lanjutnya lagi.
Tak hanya panjat Tebing, Irma ternyata juga gadis multi talenta, ia mengantongi banyak prestasi lainnya seperti Juara 1 Duta Lingkungan PMR tingkat Kabupaten SDarolangun, Juara 1 Fotografi Kemanusiaan Kabupaten Sarolangun, juara puisi dan juga langganan juara di kelasnya. Guna menunjang cita-citanya kuliah di bidang ilmu pemerintah, Irma juga aktif dalam beberapa organisasi dan memiliki jabatan penting, ia adalah Ketua Forpis (forum remaja palang merah indonesia) kab kabupaten sarolangun. Ia bahkan juga tercatat mengikti sanggar tari.
Apa ngga capek terlalu banyak kegiatan? Irma menjawab tidak asal bisa manajemen waktu. “Saya bahkan pernah menjalankan tiga kegiatan dalam waktu berdekatan di hari yang sama, sekaligus, kalo dipikir memang ngga mungkin bisa, tapi setelah dijalani ternyata bisa berjalan semua, tergantung itu tadi, manajemen waktu,” lanjut Irma.
Waktu itu Irma memasuki jadwal latihan PMR, menari, dan latihan Panjat Tebing, karena ia menganggap semua adalah momen penting, ia pun putar otak agar bisa menjalani semuanya. “Kebetulan saya ketua PMR di sekolah dan diminta mengisi materi, setelah mengisi materi saya lanjut mengikuti latihan tari, setelah itu langsung menuju lokasi latihan panjat tebing, alhamdulillah semua akhirnya dijalani juga tanpa hambatan,” lanjut penyuka dunia fashion ini.
Apa motivasi Irma melakukan semua itu? Katanya adalah kedua orangtua. Meski kini ayahnya telah tiada, Irma tak pernah berhenti mempersembahkan prestasi untuk almarhum dan juga untuk ibundanya tercinta. Ia juga ingin membuktikan kepada semua orang bahwa anak tanpa orangtua yang lengkap juga bisa semangat dan bisa cetak prestasi. “Selain kirim doa, wujudkan juga keinginan orangtua kita agar anaknya bisa jadi anak yang membanggakan mereka,” lanjut Irma.
Ia juga memotivasi teman-teman yang lain yang mungkin punya pengalaman hidup sama sepertinya, ditinggal pergi orangtua selama-lamanya. “Jangan patah semangat, tetap optimis, buktikan kepada orang lain bahwa kita juga bisa berprestasi, Yok pasti bisa,” ujarnya semangat. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: