>

DISWAY: Melayu Dayak

DISWAY: Melayu Dayak

 

Mbah Mars

Tahun 2006 orang-orang Bantul Yogyakarta banyak yg mendapatkan durian runtuh akibat gempa besar yg menimpa. Murid-murid yg kecerdasannya di bawah rata-rata atas nama kasihan lulus ujian nasional dengan mudah. Lulus dengan nilai 7 (pitu). Ya, dapat nilai pitulungan. Yang sedang daftar PNS juga konon dipermudah kelulusannya. Yg paling fenomenal, durian runtuh itu berupa rumah. Siapapun yg sudah menikah asal punya tanah diberi bantuan membangun rumah. Akibatnya, angka perkawinan tiba-tiba melonjak drastis. Durian runtuh lain adalah pemutihan pengurusan sertifikasi tanah. Akibatnya banyak sekali akad turun waris ke anak-anak meskipun orang tuanya masih tergolong belum manula. Bahkan, ketika perjalanan ke Jatim, di jalur Mantingan-Ngawi, kendaraan saya melanggar marka. Dikejar polisi. Saya sudah membatin bakalan kena pasal 100. Begitu lihat SIM saya Pak polisi bilang, \"Bapak korban gempa Bantul ya ?\" Akhirnya saya terbebas dari hukuman pasal 100. Begitulah, orang bilang ada berkah dalam setiap musibah.

 

Jeka Reader

Judul tulisan Durian Runtuh jelas menyalahi tata bahasa, kalau maksudnya ada orang yang beruntung ketika sedang berjalan dihutan tiba tiba ada buah durian matang jatuh didekatnya. Tinggal di pungut  saja. Kalau sedang jalan jalan  kena timpa pohon Durian yang runtuh atau tumbang justru malapetaka.  Buah Durian ( Durio Zibethinus ) pertama kali di deskripsikan oleh Eberhard Rumphius, ahli Botani Jerman yang pegawai VOC di tahun 1714, ketika beliau mengamati masyarakat Ambon menangkap Musang ( Zibetto ) dengan memanfaatkan bau buah Durian. Now pohon Durian yang diyakini berasal dari Pulau  Kalimantan sudah menyebar kemana mana, tapi di Thailand tetap di sebut Tun- Turian dengan 3 jenis yang populer yaitu ; Monthong, Chenee, Kanyaw. Sedangkan di Malaysia ada jenis Musang King  dan Oh Cie Harganya sekitar Rp.300 - Rp 400 rb perbuah. Tetapi menurut Gubernur Sutarmidji dari Pontianak Durian yang paling enak didunia justru ada di desa Jemongko, Kabupaten Sanggau dan untuk menikmatinya  harus booking setahun dimuka. Akhirnya Pajak Durian Runtuh sebaiknya  diganti saja dengan Pajak Angin Surga ( Windfall Tax ) karena tidak semua suku  bangsa  senang  makan buah Durian dan Angin Surga juga tidak selalu mampir kedunia.

          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: