Terhalang Kabut Tebal, Susi Air Gagal Landing di Kerinci
Penumpang Susi Air saat berada di bandara Depati Parbo Kerinci beberapa waktu lalu--
KERINCI, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Pesawat Susi Air gagal mendarat di Bandara Depati Parbo Kerinci, Selasa pagi (29/2025). Pesawat Susi Air dengan rute Jambi-Kerinci batal mendarat karena terhalang cuaca buruk serta kabut tebal. Sehingga pilot memilih untuk kembali ke Bandara Jambi.
Edrika Arief Wicaksono pihak kantor UPBU Bandara Depati Parbo Kerinci mengatakan pesawat dijadwalkan mendarat pada pukul 09.00 WIB, namun terpaksa tidak bisa mendarat akibat jarak pandang terbatas.
BACA JUGA:Sambut Kajari Baru, Bupati Hurmin Harap Menambah Energi Baru Bangun Sarolangun
“Jarak pandang pagi ini hanya 2 kilometer, sedangkan standar minimal operasional penerbangan harus di atas 5 kilometer,” jelasnya
Ori, petugas Bandara Depati Parbo menambahkan informasi yang diperolehnya, kapasitas penumpang Susi Air penuh. Karena kondisi cuaca, pesawat putar balik ke Bandar Jambi.
BACA JUGA:Kejati Jambi Tahan Komisaris PT. PAL Terkait Dugaan Korupsi Kredit BNI Senilai Rp105 Miliar
"Kalau berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari BMKG pagi tadi, kabut tebal saat pesawat baru sampai wilayah Merangin, tak jadi mendarat di Kerinci," ujarnya
"Cuaca mendung dan awan tebal. Jadi jarak pandang pilot terganggu, makanya pilot takut ambil resiko untuk mendarat," tambahnya.
BACA JUGA:P3RI dan BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JKM kepada 7 Ahli Waris
Informasi yang diperoleh juga, akibat Susi Air gagal mendarat tersebut, penumpang yang jadwal keberangkatan dari Kerinci menuju Jambi juga tertunda.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Kerinci, Muhammad Naufal, juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca di sekitar bandara memang sedang berkabut tebal. Namun, ia menegaskan bahwa kabut tersebut bukan disebabkan oleh kebakaran hutan.
BACA JUGA:Ilham Mangkuraja Juara! Jambi Jadi Satu-satunya dari Sumatera Naik Podium Gateball FORNAS VIII NTB
“Cuaca mendung disertai kabut tebal ini adalah kabut alami, bukan kabut asap. Ini kondisi normal yang sering terjadi di wilayah Kerinci,” ujar Naufal.
Akibat cuaca tersebut, operasional penerbangan terganggu dan penumpang harus menunggu kondisi cuaca membaik untuk keberangkatan dan kedatangan selanjutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



