Progres Jalan Tol Semarang-Demak Sudah 64 Persen, Terapkan Teknologi Sosrobahu
Progres Jalan Tol Semarang-Demak Sudah 64 Persen, Terapkan Teknologi Sosrobahu-Dok Hutama Karya-
SEMARANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID – PT Hutama Karya menerapkan inovasi landas putar “Sosrobahu” pada pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Paket 1A.
Metode ini memungkinkan progres konstruksi jalan tol tetap berjalan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap arus lalu lintas di jalan arteri yang padat.
BACA JUGA:BBM Pertalite Turun, Bukan Rp10.000/Liter, Harga Aslinya Menjadi Segini Berlaku Rabu 11 Juni 2025
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa penggunaan metode Sosrobahu merupakan strategi efektif untuk mengatasi tantangan pembangunan di kawasan padat.
“Penggunaan teknologi Sosrobahu pada Tol Semarang-Demak Paket 1A bertujuan untuk meminimalisir gangguan lalu lintas di jalan arteri yang memiliki volume kendaraan sangat tinggi. Dengan metode ini, Hutama Karya dapat mengerjakan struktur pier head atau balok melintang tanpa harus menutup jalur di bawahnya,” ujar Adjib.
BACA JUGA:PalmCo Siap Akselerasi 1.600 Ha PSR di Aceh, Petani: Seperti Air di Gurun Pasir
Lebih lanjut Adjib menambahkan bahwa teknologi Sosrobahu diterapkan pada empat tiang penyangga di jalur tol Semarang - Demak Paket 1A (P10, P11, P13, dan P14) di area elevated, yang berada di antara dua jalur jalan arteri aktif dan berdekatan dengan akses menuju aktivitas bisnis.
Pelaksanaan Pemutaran berlangsung kurang lebih 2 bulan dengan pemutaran pertama dari Pier P11 pada tanggal 18 Mei 2025, diikuti pemutaran kedua P10 tanggal 3 Juni 2025, kemudian pemutaran ketiga P14 dan terakhir pemutaran keempat P13 pada pertengahan Juni 2025 atas koordinasi dengan dinas perhubungan setempat. Untuk mendukung pelaksanaan agar berjalan lancar, Hutama Karya melakukan sosialisasi melalui media sosial, saluran radio lokal, dan memasang rambu manajemen lalu lintas terkait persiapan pekerjaan Sosrobahu ini di sekitar area proyek.
BACA JUGA:Jelang Musda Golkar Jambi, Mencuat Dukungan Ganda, Tiga DPD Terbitkan Dua Rekomendasi
“Tanpa teknologi Sosrobahu, proses konstruksi konvensional berpotensi menyebabkan kemacetan, mengganggu akses menuju aktivitas bisnis, dan menimbulkan keluhan masyarakat. Metode ini memungkinkan pier head dibangun sejajar dengan sumbu jalan, lalu diputar 90 derajat ke posisi akhir menggunakan sistem hidrolik,” jelas Adjib.
Metode Sosrobahu memiliki beberapa keunggulan, termasuk efisiensi waktu pengerjaan yang lebih singkat, biaya pengaturan keselamatan lalu lintas yang lebih efisien, dan pekerjaan konstruksi yang tetap berjalan tanpa mengurangi ruang jalan arteri. Teknologi ini sangat ideal untuk lingkungan perkotaan yang padat dan minim ruang gerak alat berat.
Selain penerapan teknologi Sosrobahu, Hutama Karya juga melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan, dan stakeholder lainnya untuk mitigasi dampak konstruksi. Langkah-langkah seperti pemasangan rambu-rambu jelas, penerangan yang cukup pada malam hari, dan penugasan petugas flagman khusus untuk mengatur lalu lintas telah dilakukan untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.
“Hutama Karya selalu mengedepankan keselamatan dan kenyamanan masyarakat dalam setiap proyek yang dikerjakan. Pada proyek ini, teknologi Sosrobahu tidak hanya menunjukkan kapabilitas teknis, tetapi juga komitmen perusahaan untuk meminimalkan dampak konstruksi terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


