Remaja Korban Begal Butuh Uluran Tangan, Dewan Desak Pemerintah Turun Tangan
Remaja Korban Begal Butuh Uluran Tangan, Dewan Desak Pemerintah Turun Tangan--
“Kondisinya sangat memprihatinkan. Kaki anak itu sudah membusuk akibat luka dari peristiwa pembegalan. Ini jelas butuh perhatian serius dari pemerintah,” ujar Ruby, Senin (6/10/2025).
Ruby menyebut, korban berasal dari keluarga tidak mampu, dan sangat layak mendapat bantuan dari pemerintah. Ia pun meminta RSUD Raden Mattaher dan Pemerintah Provinsi Jambi turun tangan membantu biaya pengobatan korban.
“Saya minta rumah sakit dan pemerintah provinsi membantu penuh pengobatan korban ini. Jangan sampai anak ini kehilangan masa depan hanya karena terkendala biaya,” tegasnya.
Politisi muda ini juga berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Jambi agar pengobatan korban ditanggung hingga sembuh.
“Keluarga korban memang sangat miskin. Kami akan bantu agar SKTM-nya diperpanjang dan pengobatannya dijamin sampai benar-benar sembuh,” jelas Ruby.
Sementara itu, Darlis, kakek korban, mengungkapkan rasa syukur atas perhatian dari anggota dewan yang telah datang langsung menjenguk cucunya.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Ruby yang peduli. Kami hanya ingin cucu kami sembuh. Ekonomi kami sulit, kami tak mampu bayar rumah sakit,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Darlis berharap, pemerintah segera membantu agar cucunya bisa mendapatkan perawatan lanjutan di rumah sakit.
“Sekarang cucu saya masih di rumah karena biaya. Kami mohon agar ada bantuan, supaya dia bisa segera dioperasi lagi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Jambi, Maulana menyatakan siap membantu korban apabila benar merupakan warga Kota Jambi.
“Kalau mereka korban kejahatan dan warga Kota Jambi, tentu akan kami bantu. Serahkan data ke kami, nanti akan kami bantu melalui program Kartu Bahagia,” tegas Maulana.
Kasus yang menimpa F menambah daftar panjang tindak kejahatan jalanan yang menimpa warga Jambi, khususnya di wilayah Jelutung dan sekitarnya. Namun, di balik peristiwa kriminal itu tersimpan kisah getir tentang kesenjangan sosial dan lemahnya perlindungan terhadap warga kurang mampu.
Kini, F masih berjuang melawan rasa sakit, sementara keluarganya berjuang melawan kenyataan pahit bahwa biaya kerap menjadi penghalang bagi mereka yang paling membutuhkan pertolongan. Di tengah harapan yang kian menipis, mereka masih menunggu kepedulian pemerintah dan masyarakat agar anak malang itu bisa kembali mendapat kesempatan hidup yang layak. (hfz)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



