DISWAY BARU

TPID Jambi Sebar Cabai 15 Ton Guna Kendalikan Laju Inflasi September

TPID Jambi Sebar Cabai 15 Ton Guna Kendalikan Laju Inflasi September

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jambi, Johansyah di Jambi. Foto/ANTARA--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID -Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi JAMBI menyebar 15 ton cabai merah keriting dan hijau ke tiga pasar induk di wilayah itu untuk mengendalikan laju Inflasi September 2025.

BACA JUGA:Pemkab Simeulue Tanam Padi Gunakan Alat Modern

"Saat ini dua yang naik, yaitu cabai merah keriting dan cabai rawit hijau, maka kami coba lakukan intervensi dengan pasokan 9 ton cabai merah keriting dan 6 ton cabai hijau. Pasokan kita salurkan ke Pasar Angso Duo, Talang Banjar dan Pasar Bungur di Bungo," jelas Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jambi, Johansyah di Jambi, Sabtu, dikutip dari antara. 

BACA JUGA:Legislator Jambi Apresiasi Rencana Menkeu Bahas Dana Salur Daerah

Johansyah mengatakan sembilan ton cabai merah dilepas dengan harga Rp37 ribu per kilogram, dan jenis cabai rawit hijau sebanyak enam ton dijual Rp24 ribu per kilogram. Mengingat sebelumnya, dua jenis komoditas tersebut sempat menyentuh harga Rp70 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabai, berdasarkan laporan tim pengendali disebabkan pasokan dari daerah penghasil seperti Bengkulu dan Sumatera Barat (Sumbar) rendah, mengingat komoditas cabai di dua daerah tersebut belum panen (masa tanam).

Ia mengakui inflasi Provinsi Jambi pada Agustus terjadi kenaikan dibanding Juli 2025. Bulan tersebut inflasi berada di angka 2,71, sementara itu Agustus menjadi 2,76.

Penyumbang angka inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan sejumlah bahan pokok, seperti cabai dan minyak goreng.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka lonjakan inflasi daerah, termasuk di dalamnya mengatur tata niaga perdagangan dan intervensi pasar melalui kegiatan operasi pasar murah di pasar induk.

"Tata niaga harus diatur guna memenuhi kebutuhan di suatu daerah, terkait dengan cuaca sangat mempengaruhi. Jadi ada komoditas yang sudah kita intervensi, dan harganya kita atur karena subsidi pemerintah," katanya.(ant) 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait