DISWAY BARU

Sinergi Pangan untuk Masa Depan, Mimpi Besar Jambi Jadi Poros Ekonomi Baru

Sinergi Pangan untuk Masa Depan, Mimpi Besar Jambi Jadi Poros Ekonomi Baru

PELAKU UMKM : Dengan hilirisasi pangan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM, dan juga akan menyerap tenaga kerja serta memperkuat struktur ekonomi daerah--

Untuk menjawab tantangan ini, digitalisasi pemasaran dan penguatan brand lokal menjadi kunci. Pemanfaatan platform e-commerce dan media sosial sebagai saluran distribusi perlu diperluas melalui pelatihan UMKM dan pendampingan teknis. Selain itu, pemerintah juga dapat memfasilitasi program inkubasi usaha pangan, serta membuka jejaring dagang dengan provinsi lain bahkan dengan pasar luar negeri.

Di sinilah peran sinergi menjadi sangat penting. Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Koperasi dan UKM diharapkan memberikan perhatian khusus pada daerah seperti Jambi yang tengah berusaha mengembangkan hilirisasi pangan. Termasuk dalam bentuk insentif fiskal, pembinaan teknis, hingga kemudahan akses pembiayaan.

Peluang Kolaborasi Multipihak

Transformasi ekonomi berbasis pangan tidak bisa berjalan secara parsial. Diperlukan kolaborasi multipihak dalam bentuk kemitraan produktif antara petani, pelaku industri, lembaga pendidikan, dan lembaga keuangan. Sebagai contoh, Universitas dapat berperan sebagai pusat riset dan inovasi pangan, menciptakan teknologi tepat guna untuk pengolahan dan pengemasan produk lokal. 

Sementara itu, bank-bank daerah dan lembaga keuangan mikro dapat menyalurkan kredit berbunga rendah untuk mendukung pembiayaan usaha hilirisasi pangan. Bupati dan wali kota di Jambi juga diharapkan menyusun peta jalan (roadmap) hilirisasi pangan daerah masing-masing. Ini mencakup identifikasi komoditas unggulan, rencana pembangunan infrastruktur pendukung, serta sistem monitoring dan evaluasi berbasis data.

Peran Strategis Perempuan dan Pemuda

Dalam penguatan ekonomi pangan, kelompok perempuan dan pemuda memiliki peran strategis. Mereka sering kali terlibat langsung dalam aktivitas produksi dan pengolahan pangan skala rumah tangga. Namun, keterbatasan akses terhadap pelatihan, teknologi, dan pasar menjadi hambatan dalam mengembangkan potensi mereka. Program pemberdayaan berbasis gender dan inklusi generasi muda harus menjadi bagian dari strategi hilirisasi pangan. Inkubasi usaha rintisan di bidang agri-food tech, pelatihan digital marketing untuk produk olahan, hingga pembentukan koperasi milenial menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan transformasi ini.

Pada dasarnya Pemerintah Provinsi Jambi telah mengidentifikasi pangan sebagai salah satu sektor prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Namun kebijakan ini memerlukan harmonisasi dengan program nasional dan dukungan dari pemerintah pusat. Keberlanjutan program hilirisasi pangan juga bergantung pada kualitas regulasi daerah. Simplifikasi perizinan usaha, perlindungan terhadap produk lokal, serta kemudahan investasi perlu terus dikawal. Selain itu, penting untuk menyusun mekanisme insentif yang berbasis kinerja agar daerah dan pelaku usaha yang berhasil melakukan hilirisasi dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Kesimpulannya, Provinsi Jambi memiliki peluang besar untuk menjadi pionir transformasi ekonomi pangan di Sumatera melalui percepatan program hilirisasi, penguatan rantai pasok, dan perluasan pasar. Namun untuk mewujudkan hal ini, diperlukan sinergi yang erat antara semua pemangku kepentingan.

Sinergi ini bukan hanya soal koordinasi formal, tetapi tentang berbagi visi, sumber daya, dan komitmen jangka panjang. Dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama, didukung oleh kebijakan yang tepat dan teknologi yang relevan, Jambi dapat menjadi model pembangunan ekonomi pangan yang berdaya tahan dan inklusif.

Memang transformasi ekonomi yang berpihak pada kesehatan pangan tak bisa dibangun dalam semalam. Tapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Jambi telah memulainya, memanfaatkan potensi agro yang kaya, dengan komunitas petani yang mulai bangkit, dan dengan pemerintah yang mulai terbuka terhadap kolaborasi.

Kini tinggal bagaimana seluruh elemen masyarakat, mulai dari pejabat hingga jurnalis seperti saya ikut menjaga semangat ini agar tidak redup. Karena dalam dunia yang semakin tidak pasti ini, pangan adalah kekuatan. Dan siapa yang menguasai rantai pangan, dialah yang akan memimpin masa depan. (*)

*) Penulis adalah wartawan di Jambi Ekspres

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait