Sinergi Pangan untuk Masa Depan, Mimpi Besar Jambi Jadi Poros Ekonomi Baru
PELAKU UMKM : Dengan hilirisasi pangan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM, dan juga akan menyerap tenaga kerja serta memperkuat struktur ekonomi daerah--
Oleh: Bakar*
JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dalam lanskap pembangunan ekonomi Sumatera, Provinsi Jambi memegang peran strategis sebagai salah satu penyangga ketahanan pangan dan pusat pengembangan komoditas unggulan.
Transformasi ekonomi di wilayah kini menuntut pendekatan yang lebih terintegrasi, terutama dalam mempercepat hilirisasi pangan, memperkuat rantai pasok, serta membuka akses pasar yang lebih luas. Sinergi antar pemangku kepentingan menjadi kunci dalam mendukung stabilitas dan ketahanan pangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tingkat regional dan nasional.
Urgensi Hilirisasi Pangan di Jambi
Sebagai provinsi agraris dengan kekayaan komoditas seperti kelapa sawit, pinang, karet, kopi, dan hasil perikanan air tawar, Jambi memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam skala hilir. Namun selama ini, sebagian besar hasil produksi masih dijual dalam bentuk mentah. Ini membuat nilai tambah yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat Jambi, justru berpindah ke daerah lain yang memiliki fasilitas pengolahan dan industri pendukung yang lebih kuat.
Hilirisasi pangan menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan mendorong pembangunan pabrik pengolahan, rumah kemasan, dan pusat distribusi berbasis desa atau kawasan, maka nilai tambah dari komoditas pangan bisa dinikmati secara lokal. Selain meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM, langkah ini juga akan menyerap tenaga kerja dan memperkuat struktur ekonomi daerah.
BACA JUGA:Kabar Bahagia! Harga BBM Se Indonesia Kembali Turun, Ini Harga Baru BBM Berlaku Selasa 20 Mei 2025
Salah satu tantangan utama dalam hilirisasi pangan di Jambi adalah rantai pasok yang masih lemah dan terfragmentasi. Distribusi hasil pertanian dari desa ke pusat pengolahan atau ke pasar regional masih menghadapi kendala infrastruktur, logistik, serta keterbatasan akses informasi. Untuk itu, sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, BUMDes, koperasi tani, pelaku swasta, dan perguruan tinggi perlu diperkuat. Pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator pembangunan infrastruktur logistik seperti jalan tani, gudang pendingin, dan pasar lelang. Sementara itu, swasta bisa masuk sebagai mitra pengolahan dan distribusi, serta membawa teknologi dan manajemen modern ke sektor pangan lokal.
BACA JUGA:Dapat Suplay dari PLTA, Listrik Kerinci- Sungai Penuh Kembali Normal
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov Jambi telah mulai menginisiasi pembangunan kawasan hortikultura dan sentra produksi pangan berbasis komunitas, seperti yang terlihat di Kabupaten Kerinci dan Tanjung Jabung Timur. Namun demikian, skalanya masih terbatas dan perlu diperluas agar tercipta ekosistem rantai pasok yang menyeluruh.
BACA JUGA:Warga Kerinci dan Sungai Penuh Tuntut Kompensasi dari PLN, 3 Hari Listrik Lumpuh Total
Tantangan lain dalam hilirisasi pangan adalah keterbatasan akses pasar yang dialami oleh produsen lokal. Produk olahan pangan dari Jambi belum sepenuhnya mampu bersaing di pasar nasional maupun ekspor, baik karena standar mutu yang belum konsisten, keterbatasan promosi, hingga persoalan sertifikasi dan legalitas usaha.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



