Mulai dari transparansi anggaran, penataan pasar, pembersihan sungai, penertiban bangunan liar, hingga perbaikan jalan dan ruang publik. Tidak ada foto seremoni yang kosong makna—yang ada adalah kerja, perbaikan, dan hasil nyata.
Inilah standar baru komunikasi publik: relevansi dan dampak, bukan dokumentasi.
Humas Harus Berani Mengubah Pola
Era digital menuntut kejujuran dan relevansi. Masyarakat tidak bisa lagi diyakinkan dengan simbol, seremoni, atau foto kegiatan. Mereka ingin bukti. Mereka ingin perbaikan pelayanan publik. Mereka ingin transparansi.
Karena itu humas harus berani mengarahkan pimpinan bahwa publikasi kegiatan semata sudah tidak efektif. Yang dibutuhkan adalah komunikasi berbasis dampak.
Humas Harus Kembali Menjadi Manusia
Humas yang efektif adalah humas yang lebih banyak mendengar, bukan sekadar mengumumkan.
Yang mengutamakan perubahan, bukan pencitraan.
Yang membangun kepercayaan, bukan sekadar mengisi konten.