Prabowo: Pengawasan Keluhan MBG Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Negara

Rabu 19-11-2025,13:20 WIB
Reporter : Tim
Editor : Misriyanti

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan pemerintah terus memperketat pengawasan terkait keluhan masyarakat dalam prosedur pelaksanaan Program Makan Gratis (MBG) sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap kesehatan siswa.

BACA JUGA:Prestasi Gemilang! Kota Jambi Raih Peringkat 2 Nasional I-SIM Award 2025

Hal itu disampaikan Presiden saat meresmikan Program Digitalisasi Pembelajaran 2025 di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, menanggapi laporan sejumlah kasus gangguan kesehatan yang dialami siswa dalam program MBG.

BACA JUGA:125 Lifter Berlaga di Kejurprov Angkat Berat Jambi, Bidik Lahirkan Atlet Menuju PON 2028

"Dari sekian juta ada kekurangan, ada yang mereka bilang keracunan. Yang namanya sakit perut, biasa sebetulnya, makan di warung. Saya makan di rumah aja sering salah makan, kadang-kadang kurang cuci tangan, tapi kita ambil alih tanggung jawab," katanya, dikutip dari antara. 

Presiden Prabowo meminta publik tidak serta-merta mengaitkannya dengan program MBG. Ia menyebut gejala yang dilaporkan, umumnya lebih bersifat seperti sakit perut ringan, dan bisa berasal dari banyak faktor.

Meski begitu, Presiden menegaskan bahwa pemerintah tetap mengambil alih tanggung jawab penuh dan memastikan seluruh persoalan ditangani secara serius.

Ia menginstruksikan agar seluruh pihak yang terlibat memperketat persiapan, mulai dari prosedur higienitas hingga penggunaan peralatan pendukung.

“Tidak boleh ada sedikitpun penyimpangan. Karena itu sekarang persiapan lebih ketat, pemantauan lebih keras. Alat pembersih ompreng, alat filtrasi air, dan sebagainya harus disiapkan,” katanya.

Presiden Prabowo juga menilai bahwa secara keseluruhan masyarakat telah merasakan manfaat dari program tersebut.

Presiden meyakini bahwa manfaat program akan semakin terasa seiring penyempurnaan pelaksanaan di lapangan.

Dikatakan Presiden, program MBG telah berhasil menjangkau 44 juta penerima manfaat dalam satu tahun pelaksanaan. Capaian ini melampaui program serupa di Brazil, yang membutuhkan waktu 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima manfaat.

Kepala Negara mengingatkan bahwa pekerjaan besar masih menanti. Pemerintah menargetkan penerima MBG mencapai 82,9 juta jiwa.

“Saya minta kesabaran. Ini uang rakyat, harus disiapkan dengan baik agar tidak terjadi penyimpangan,” katanya.(ant) 

Kategori :