BACA JUGA:Sukses Digelar Setelah 3 Dekade Vakum, PTPN IV PalmCo Dukung PSSI Hadirkan Kembali Piala Kemerdekaan
Kepala Desa Lambur II, Andi, mengungkapkan kerusakan jalan provinsi di wilayahnya sudah berlangsung cukup lama. Ia menyebut, dalam dua hari terakhir ada upaya perbaikan sementara dari pihak Alkal PUPR Provinsi Jambi. Namun perbaikan itu hanya sebatas penanganan darurat dan tidak akan bertahan lama.
"Alhamdulillah ada perbaikan sementara, tapi kalau hujan turun jalan pasti rusak lagi, karena tanah dasarnya tanah gambut. Informasi yang kami terima dari Pemerintah Provinsi Jambi melalui Kabupaten Tanjabtim, jalan ini direncanakan selesai dibangun pada tahun 2026 dengan skema multi years. Kami berharap janji itu benar-benar terealisasi," ujarnya.
Lebih lanjut ia menegaskan masyarakat hanya ingin pemerintah segera turun tangan memperbaiki jalan tersebut, meski tidak harus langsung permanen.
"Kalaupun tidak bisa dibangun beton atau aspal permanen sekarang, paling tidak ada perbaikan yang membuat jalan bisa dilalui dengan nyaman. Jangan sampai kerusakan makin parah dan menimbulkan kemacetan panjang," tegasnya.
Terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Tanjabtim, Susiana, menjelaskan secara keseluruhan, total jalan provinsi yang berada di Kabupaten Tanjabtim sepanjang 101,436 Km. Dari jumlah itu, sekitar 46 Km sudah dalam kondisi mantap, sementara sisanya 55,436 kilometer masih berstatus tidak mantap atau rusak.
Menurutnya, berdasarkan hasil koordinasi dengan PUPR Provinsi Jambi, penanganan jalan provinsi di Kabupaten Tanjabtim melalui APBD Provinsi tahun 2025 belum dianggarkan.
Namun, pemerintah daerah sudah mengusulkan penanganan melalui skema Inpres Jalan Daerah (IJD) sepanjang 3,99 kilometer di ruas jalan Desa Simpang, Kecamatan Berbak, hingga Simpang Jembatan Muara Sabak.
"Selama ini koordinasi dengan pihak provinsi sudah dilakukan secara baik dan intens. Harapan kami, ruas jalan provinsi di Tanjabtim yang kondisinya masih rusak sepanjang 55,436 kilometer dapat segera ditangani. Karena dampaknya sangat besar terhadap aktivitas masyarakat dan perekonomian daerah," jelasnya.
Kerusakan jalan provinsi di Desa Lambur II ini menjadi gambaran nyata masih tertinggalnya infrastruktur di sejumlah wilayah Jambi, khususnya Tanjabtim. Padahal, jalan merupakan urat nadi perekonomian masyarakat. Dengan kondisi jalan rusak, hasil pertanian dan perkebunan warga sulit didistribusikan, biaya transportasi meningkat, dan secara tidak langsung menekan harga jual hasil bumi mereka.
Di tengah semangat kemerdekaan yang ke-80 tahun, masyarakat berharap agar janji-janji pembangunan tidak hanya berhenti pada wacana. Jalan yang baik bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi Muzakir mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan penanganan permanen jalan di Desa Lambur ini melalui Inpres Jalan Daerah. Dan saat ini tengah berproses di pusat.
"Sudah kami masukkan usulannya penanganannya melalui Inpres Jalan Daerah pada tahun 2026 mendatang," kata Muzakir.
Tak hanya itu, Pemprov juga akan menyiapkan dana APBD untuk penanganan pendukung sarana jalan lainnya pada 2026.
Untuk tahun 2025 ini, Muzakir mengakui telah sering dilakukan penanganan sementara karena keterbatasan anggaran. Seperti yang terakhir pada Pekan lalu hingga sabtu lalu sudah dilakukan pekerjaan sementara oleh Dinas PUPR Provinsi Jambi melalui UPTD Workshop dan Peralatan.
"Telah dilakukan penanganan darurat sebatas perkerasan tanpa penutup aspal yang diprioritaskan pada titik titik spot jalan yang rusak berat dan tidak bisa dilalui sehingga jalan bisa fungsional dilalui kendaraan," kata Kadis PUPR.