Kenali Ciri-Ciri Merkuri Pada Kosmetik dan Bahaya Efek Sampingnya

Sabtu 01-03-2025,12:47 WIB
Reporter : Tim
Editor : Misriyanti

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Krim pemutih wajah ilegal yang mengandung merkuri masih marak beredar di pasaran, menawarkan iming-iming kulit putih instan dengan harga yang murah. Padahal, penggunaan merkuri dalam produk kosmetik sangat berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Merkuri, juga dikenal sebagai air raksa atau hydrargyrum, adalah elemen kimia dengan simbol Hg yang termasuk dalam golongan logam berat.

Bentuknya cair, berwarna keperakan, dan sangat beracun. Dalam krim pemutih pada kosmetik, merkuri digunakan karena kemampuannya menghambat produksi melanin, pigmen yang memberikan perubahan warna pada kulit.

Dengan menekan produksi melanin, merkuri dapat mengurangi hiperpigmentasi kulit dan membuat kulit tampak lebih putih dalam waktu singkat. Sangat menarik minat wanita yang ingin tampil putih secara instan.

Mengapa merkuri dilarang dalam kosmetik?

Penggunaan merkuri dalam kosmetik dilarang karena dapat menyebabkan berbagai efek samping yang merugikan kesehatan. Oleh sebab itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menetapkan batasan kadar merkuri dalam kosmetik tidak boleh lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 ppm).

Dalam jangka pendek, merkuri dapat berefek samping menyebabkan iritasi kulit yang ditandai dengan iritasi kulit kemerahan, rasa terbakar, serta munculnya reaksi alergi seperti gatal-gatal dan ruam.

Selain itu, penggunaan merkuri juga berisiko menyebabkan kulit wajah mudah terkelupas dan perubahan warna kulit yang tidak merata, seperti munculnya bintik-bintik hitam yang sulit dihilangkan.

Dampak jangka panjang dari merkuri jauh lebih berbahaya. Zat ini dapat merusak organ vital seperti ginjal dan otak, yang berakibat pada gangguan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Ibu hamil yang terpapar merkuri juga berisiko tinggi mengalami gangguan perkembangan janin, yang dapat berdampak pada kesehatan bayi setelah lahir.

Lebih dari itu, penggunaan merkuri dalam dosis tinggi dan dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker kulit serta menyebabkan kerusakan pada paru-paru, yang berpotensi mengganggu sistem pernapasan.

Paparan merkuri tidak hanya berbahaya bagi individu yang menggunakannya secara langsung, tetapi juga dapat berdampak pada orang lain di sekitarnya, terutama anak-anak.

Ketika orang tua menggunakan produk yang mengandung merkuri, zat berbahaya ini dapat berpindah melalui sentuhan, terutama saat bersentuhan dengan kulit anak.

Akibatnya, merkuri dapat menempel pada tangan anak dan berisiko masuk ke dalam tubuh mereka.

Kemudian, memungkinkan anak dapat mengalami keracunan yang dikenal sebagai infantile acrodynia atau pink disease. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak merah muda pada tangan dan kaki, serta dapat disertai dengan gejala lain seperti rasa sakit.

Kategori :