"Ini akan krisis air bagi pelanggan di Alam Barajo, Telanaipura, dan sebagian Kota Baru," tambahnya.
Untuk langkah jangka pendek, pihaknya akan membangun drainase serta memasang biopac yang berisi pasir dan cerucuk bambu sebagai penahan tebing sepanjang 45 meter.
Untuk jangka panjang, mereka berencana membangun bronjong dengan desain dari BWSS VI yang akan diajukan ke pusat.
"Sementara itu, kami akan membangun drainase untuk meminimalisir erosi," pungkas Dwike.
Dengan kerjasama yang solid antara pemerintah daerah, BWSS, dan Perumda Tirta Mayang, diharapkan penanganan intake Aur Duri dapat segera terealisasi, memastikan pasokan air bersih bagi masyarakat tanpa kendala. (hfz)