JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dalam sebuah pertemuan yang penuh kehangatan dan semangat kolaborasi, CEO Jambi Ekspres Group, Sarkawi, bersama Pimpinan Perusahaan Setya Novanto dan Pemred Jambi Ekspres, Pirma Satria, menyambut kedatangan anggota DPR RI Dapil Jambi, Syarif Fasha, di Graha Pena Jambi Ekspres di Jalan Pattimura, Senin sore (7/10/2024).
Fasha baru saja dilantik dan mengambil posisi sebagai wakil rakyat di Senayan, sebuah langkah yang diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi daerah.
CEO Jambi Ekspres Sarkawi dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Fasha atas pelantikannya. Ia menyoroti beberapa isu krusial yang saat ini menjadi perhatian utama di Jambi.
“Peningkatan ekonomi, penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta pembangunan infrastruktur adalah hal-hal yang sangat perlu menjadi fokus. Kami berharap, dari Senayan, Pak Fasha dapat mengadvokasi isu-isu ini agar mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah pusat,” ungkap Sarkawi.
Fasha mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Jambi Ekspres sejak awal kariernya sebagai walikota. Dalam kesempatan ini, ia menekankan pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan media sebagai mitra strategis dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. “Sebagai wakil provinsi Jambi yang baru dilantik, saya ingin memastikan bahwa hubungan ini terus terjalin baik untuk kemajuan daerah kita,” ujarnya.
Terkait masalah ekonomi, Fasha menjelaskan bahwa saat ini terjadi pergeseran gaya hidup masyarakat yang berkontribusi terhadap sepinya pasar. “Bukan karena masyarakat tidak punya uang, tetapi banyak yang berbelanja melalui aplikasi digital seperti GoFood dan QRIS. Hal ini menyebabkan transaksi tunai menurun dan pasar tradisional terlihat sepi,” katanya.
Fasha juga mengakui bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi Jambi, dan banyak di antaranya dapat diatasi melalui kerja sama di DPR RI. Ia mengungkapkan keinginannya untuk bergabung di Komisi VII, yang membidangi energi, dengan fokus pada isu-isu penting seperti pengaturan tambang batu bara dan illegal drilling.
“Batu bara Jambi adalah salah satu cadangan terbesar di Indonesia. Namun, pengaturan pengangkutannya masih kurang optimal. Kita perlu meninjau kembali kuota ekspor agar tidak menambah kemacetan yang bisa berdampak negatif pada perekonomian daerah,” ujarnya.
Fasha mengusulkan agar kuota ekspor batu bara dikembalikan ke angka 10 juta ton sebelum infrastruktur transportasi diperbaiki, untuk menghindari kemacetan yang dapat mengganggu distribusi.
Selanjutnya, Fasha menyoroti masalah illegal drilling yang sering terjadi di daerah. Ia menilai bahwa legalisasi kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. “Mari kita bentuk koperasi untuk mengelola sumber daya ini, sehingga masyarakat dapat mengambil bagian dalam keuntungan. Pertamina juga harus siap menampung hasil produksi agar bisa dikelola dengan baik,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Fasha juga menyarankan agar penambang emas tanpa izin (PETI) dilibatkan dalam skema legal dengan syarat tertentu, seperti penggunaan metode yang ramah lingkungan. “Penting untuk melibatkan pemerintah daerah dalam mengatur kegiatan ini agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat tanpa merusak lingkungan,” tambahnya.
Melalui diskusi ini, Fasha berharap dapat menemukan solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi Jambi, sehingga potensi daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ia percaya bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, media, dan masyarakat, Jambi dapat mencapai perkembangan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Pertemuan ini menjadi langkah awal yang positif untuk memperkuat sinergi dalam menghadapi berbagai permasalahan dan menciptakan kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat. (hfz)