Bukan Hanya di Derita Orang Tua, Penderita Hipertensi 20 Persen Diderita 25 – 34 Tahun

Minggu 19-05-2024,16:50 WIB
Reporter : Lysa Lucia Pebryna M
Editor : Setya Novanto

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Hipertensi biasa dikenal sebagai silent killer atau pembunuh senyap, hal ini karena hipertensi seringkali timbul tanpa adanya gejala dan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ lainnya.

Hipertensi dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang membutuhkan pembiayaan kesehatan yang sangat besar dan bahkan menyebabkan kematian.

Selama ini, Hipertensi dikenal sebagai penyakit yang menyerang kalangan orang tua, tetapi fakta menurut Riset Kesehatan Dasar Indonesia menunjukkan bahwa hipertensi tidak lagi penyakit yang hanya diderita oleh orang tua, namun juga dapat menyerang kalangan usia yang lebih muda. 

Di Indonesia, terdapat 20% orang berusia 25-34 tahun dan lebih dari 30% orang yang berusia 35-44 tahun yang mengalami hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah. 

“Mengingat masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengontrol jumlah asupan garam harian dan melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin, maka edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan pencegahan hipertensi sedini mungkin perlu terus digalakkan,” jelas Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim.

Sejalan dengan itu, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.N menyampaikan, Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, satu di antara tiga orang Indonesia menderita hipertensi dan ironisnya masih banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya hipertensi karena hanya sekitar satu dari delapan orang dewasa Indonesia yang rutin mengukur tekanan darah.

Jika cepat terdeteksi dan ditangani, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan kerusakan organ lainnya.

”Ada dua faktor penyebab hipertensi, yaitu faktor bawaan dan faktor gaya hidup. Untuk faktor bawaan, seperti usia dan keturunan, tentunya sulit untuk dikendalikan. Namun, faktor gaya hidup adalah faktor yang masih bisa dikelola untuk menurunkan risiko terkena hipertensi. Yang menarik, pola hidup yang tidak sehat, yang seharusnya mampu kita kendalikan, berperan besar dalam memengaruhi risiko hipertensi mulai dari konsumsi garam berlebih, obesitas, hingga kurang aktivitas fisik.” jelas Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.N.

Terkait pola makan tinggi garam, faktanya asupan garam rata-rata masyarakat dunia diperkirakan 10.8 gram per hari, dua kali lipat lebih banyak dari rekomendasi WHO, yaitu maksimal 5 gram garam per hari (setara satu sendok teh per hari). 

Konsumsi garam berlebih ini dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi. Oleh karena itu, disarankan untuk memerhatikan label makanan dan memasak sendiri di rumah sebagai salah satu alternatif untuk mendukung pola makan yang lebih sehat. 

“Jangan lupa cek tekanan darah untuk deteksi dini hipertensi. Bagi masyarakat yang berusia di bawah 40 tahun disarankan melakukan cek tekanan darah setiap 3-5 tahun sekali. Sementara itu, bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun namun memiliki faktor risiko, misalnya obesitas, dianjurkan untuk mengecek setiap tahun. Setelah berusia di atas 40 tahun, pengecekkan tekanan darah lebih rutin sangat disarankan, apalagi jika memiliki masalah kesehatan kronis,” tambah dr. Eka.

Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada 17 Mei, Tropicana Slim mengajak masyarakat Indonesia untuk tingkatkan kesadaran dalam mencegah, melakukan deteksi dini, dan mengendalikan hipertensi, melalui kampanye Beat Hypertension 2024. 

Dalam pelaksanaan program ini, Tropicana Slim turut menggandeng InaSH (Indonesia Society of Hypertension), OMRON, dan Shopee. Sebagai penyakit yang seringkali timbul tanpa adanya gejala dan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ lainnya, hipertensi umum dikenal sebagai silent killer atau pembunuh senyap. Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang membutuhkan pembiayaan kesehatan yang sangat besar dan bahkan menyebabkan kematian.

Sebagai brand yang telah menemani dan menginspirasi keluarga Indonesia selama 50 tahun melalui serangkaian produk sehat dan bercita rasa tinggi, kegiatan Beat Hypertension merupakan wujud komitmen kami dalam mengampanyekan gaya hidup sehat lawan hipertensi, bersama berbagai mitra strategis, yang menargetkan 10,000 peserta di 42 titik seluruh Indonesia.” Kata Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim.

Adapun rangkaian program Beat Hypertension 2024, meliputi talkshow dengan dokter, pengecekan tekanan darah massal bersama OMRON sebagai upaya deteksi dini hipertensi, food tasting menu sehat rendah garam, hingga memberikan tips cerdas cegah hipertensi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk video “10 Smart Tips to Beat Hypertension”. (uci)

Kategori :