JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Entah apa yang ada di pikiran tentara Israel, mereka tak hanya menembak warga Gaza namun juga menembak warga sendiri.
Korban kali ini adalah warga Israel yang merupakan sandera Hamas, penembakan itu berujung pada tewasnya 3 warga mereka, oleh senjata dari tangan tentaranya sendiri.
Peristiwa ini terjadi hari Jumat (15/12) di Gaza. Menurut pernyataan Israel, dikutip dari Al Arabiya News, kejadian ini adalah kekeliruan tentaranya dalam melakukan identifikasi musuh sehingga menganggap 3 sandera Hamas itu sebagai sebuah ancaman berbahaya.
“Mereka terbunuh, tentara kita menembak ke arah mereka,” ujar pernyataan resmi militer Israel.
Pernyataan itu juga menulis bahwa pihaknya akan melakukan berbagai upaya dan akan meninjau kembali insiden itu agar kejadian serupa tak lagi terjadi.
“Pelajaran agar tak terulang langsung dari peristiwa tersebut telah diambil, kemudian diteruskan ke seluruh pasukan tentara Israel di lapangan,” tulis pernyataan tersebut.
Lantas apakah mereka tak merasa bersalah? Penyesalan atas peristiwa tragis ini disebut menyelimuti militer Israel.
Setelah diidentifikasi, sandera yang tewas itu bernama Yotam Haim yaitu sandera Hamas yang diculik di Kibbutz Kfar Aza saat Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.
Korban penembakan kedua adalah Samer El-Talalqa, yang diculik dari lokasi berbeda oleh Hamas yaitu dari Kibbutz Nir Am.
Sementara korban ketiga, tidak diumumkan identitasnya atas permintaan keluarga korban.
Janji Netanyahu Berbanding Terbalik dengan Kenyataan
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menyerukan akan mengembalikan semua tawanan dengan selamat, namun akhirnya itu tak sesuai dengan kenyataan, para tawanan malah ada yang tewas di tangan tentaranya sendiri.
"Pada awal perang saya menetapkan tiga tujuan: melenyapkan Hamas, mengembalikan semua tawanan kami dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel. Ketiga target ini sudah di depan mata," tulisnya di akun instagramnya.
Lanjutnya, selama seminggu terakhir pihaknya juga mencapai pencapaian yang sangat besar - kembalinya lusinan orang yang kami culik. Seminggu yang lalu hal itu terdengar hanya khayalan, namun kami mencapainya.
"Akhir-akhir ini saya mendengar sebuah pertanyaan – apakah setelah menyelesaikan tahap perebutan rampasan ini, Israel akan kembali berperang? Jadi jawaban saya jelas ya," lanjutnya.
Tidak mungkin kita tidak akan kembali berjuang sampai akhir. Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah mendukungnya, tentara mendukungnya, rakyat mendukungnya – dan itulah yang telah dilakukan, lanjutnya lagi. (*)