"Tantangan ketiga terkait dengan logistik dalam lingkungan perawatan kesehatan. Fasilitas yang tidak ramah terhadap keberagaman atau kurangnya aksesibilitas dapat menjadi hambatan serius dalam memberikan asuhan keperawatan yang inklusif. Dari pintu masuk fasilitas hingga ruang perawatan, perlu ada perhatian khusus terhadap desain dan fasilitas agar dapat mengakomodasi kebutuhan semua pasien tanpa memandang latar belakang atau kondisi mereka," jelasnya.
"Namun, di balik tantangan-tantangan ini, saya melihat peluang besar untuk mengubah dunia keperawatan menjadi lingkungan yang lebih inklusif. Edukasi dan pelatihan yang tepat dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran perawat terkait inklusi. Dengan memahami bahwa setiap pasien adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan preferensi mereka sendiri, perawat dapat menjadi agen perubahan yang memberikan asuhan keperawatan yang lebih holistik," terangnya.
Kompleksitas komunikasi dan keterlibatan pasien juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Perawat dapat memanfaatkan teknologi modern, seperti aplikasi penerjemah atau alat komunikasi alternatif, untuk menjembatani kesenjangan dalam komunikasi.
Dalam hal logistik, perubahan pada tingkat desain fasilitas dan penggunaan teknologi dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah terhadap keberagaman. Ini mencakup memastikan aksesibilitas fisik, menyediakan fasilitas pendukung, dan mengadopsi teknologi yang dapat membantu perawat dan pasien dengan berbagai kebutuhan.
"Sebagai perawat, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mengatasi permasalahan, tetapi juga menjadi pionir dalam mewujudkan perubahan positif. Dengan pendekatan inklusi, kita dapat menciptakan lingkungan keperawatan yang menghormati hak asasi manusia, mengakui keberagaman, dan memberikan pelayanan kesehatan yang setara bagi semua individu. Meskipun tantangan masih ada, peluang untuk memberikan asuhan keperawatan yang lebih inklusif adalah langkah menuju masa depan yang lebih baik bagi dunia keperawatan," tandasnya. (*)
*) Penulis : Junita (Kandidat Doktor Pendidikan MIPA Universitas Jambi-Dosen Poltekkes Kemenkes Jambi) dan Prof.Dr.rer.nat. Rayandra Ansyar, M.Si (Dosen Filsafat Ilmu Lanjut-Guru Besar Universitas Jambi)