JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Hamas merupakan singkatan dari Gerakan Perlawanan Islam, dalam bahasa Arab berarti “semangat”.
Nama Hamas sangat sering terdengar, apalagi Hamas dijadikan alasan kuat bagi Israel untuk terus menggempur Gaza, kata Israel, mereka akan berhenti menyerang jika semua pejuang Hamas habis.
Melansir dari Al Jazeera, Hamas telah berkuasa atas wilayah Gaza sejak 16 tahun silam atau sejak tahun 2007.
Hamas menguasai Jalur Gaza seluas 365 Kilometer persegi yang merupakan rumah bagi lebih dari 2 juta penduduk.
Tahun 2007 Hamas pernah berperang singkat melawan pasukan Fatah.
Fatah adalah pasukan yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas, ketika itu Mahmoud Abbas adalah kepala Otoritas Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
PLO dan Hamas punya pandangan berbeda soal Palestina. Hamas tidak pernah mengakui kenegaraan Israel, sebaliknya PLO mengakui Israel sebagai sebuah negara.
Pada tahun 1967, terjadi Perang Enam Hari, perang itu membuat Israel berhasil menguasai wilayah Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur dan sebagian besar Dataran Tinggi Golan Suriah.
Sejak saat itu wilayah Israel semakin luas berlipat-lipat. Israel juga secara efektif mencaplok Yerusalem Timur.
Namun Hamas tetap berpegang teguh pada Negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967.
“Kami tidak akan melepaskan satu inci pun tanah air Palestina, apa pun tekanan yang terjadi saat ini dan berapa pun lamanya pendudukan,” begitu kata Khaled Meshaal, pemimpin kelompok Palestina di pengasingan pada tahun 2017.
Kemudian Hamas juga dengan sangat keras menentang perjanjian perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan tahun 1990an.
Perjanjian Oslo adalah perjanjian dimana untuk kali pertama Israel mengakui PLO sebagai wakil bangsa Palestina yang sah.
Dan di perjanjian itu, pertama kali pula PLO mengakui Negara Israel. Point lain dalam perjanjian itu, menentang terorisme dan dan menerima prinsip "tanah untuk perdamaian."
Namun perjanjian Oslo hanyalah perjanjian tanpa komitmen, Palestina tetap saja dihambat-hambat oleh Israel untuk mendeklarasi kemerdekaan.
Hamas sejak awal memang tak pernah menerima hasil perjanjian Oslo. Hamas hanya fokus pada komitmennya untuk mendirikan negara Palestina di wilayahnya sendiri.
Caranya? Hamas melakukan segala cara untuk mencapai tujuan ini, termasuk dengan melakukan serangkaian serangan terhadap tentara Israel, pemukim dan warga sipil baik di wilayah pendudukan Palestina maupun di Israel.
Hingga kemudian, cara-cara yang ditempuh Hamas ini oleh beberapa negara langsung mendapat label sebagai Teroris.
Negara yang menyebut Hamas teroris tentu saja Israel, kemudian sekutunya Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada hingga Jepang.
Kapan Hamas Lahir?
Gerakan Hamas pertama kali didirikan 36 tahun silam di Gaza pada tahun 1987.
Pendirinya adalah seorang imam bernama Sheikh Ahmed Yasin, dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantissi.
Gerakan pertama Hamas dimulai dari pemberontakan mereka melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Saat pertamakali bergerak, Hamas membuat cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir kemudian membentuk sayap militer, Brigade Izz al-Din al-Qassam.
Tujuannya untuk melakukan perjuangan bersenjata melawan Israel guna membebaskan Palestina yang bersejarah.
BACA JUGA:Sudah 9.000-an Warga Gaza yang Tewas, Israel Juga Bom Ambulance
Kelompok Hamas tak hanya berfokus pada mempertahankan tanah Palestina dari kekuasaan Israel, namun juga menawarkan program kesejahteraan sosial kepada warga Palestina yang menjadi korban pendudukan Israel.
Sekutu Hamas
Al Jazeera mencatat Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang juga mencakup Iran, Suriah dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Semua mereka ini menentang kebijakan AS terhadap Timur Tengah dan Israel.
Hamas dan Jihad Islam merupakan kelompok bersenjata terbesar kedua di Kawasan. Mereka sering bersatu melawan Israel.
BACA JUGA:Satu-satunya Wisata Pantai di Gaza Sebelum Hancur Lebur Dibom Israel
Namun hubungan keduanya merenggang dan tegang pasca Hamas meminta Jihad Islam untuk menghentikan serangan terhadap Israel.
Mengapa 7 Oktober Menyerang Israel?
Lalu kemudian, Hamas menyerang Israel dengan cukup besar pada 7 Oktober 2023, lebih dari 5.000 roket menyerbu wilayah Israel bagian utara, bahkan pasukan Hamas juga masuk melalui jalur darat.
Apa alasannya? Juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militernya sebagai tanggapan atas kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa decade terakhir.
BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina
“Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya. kepada Al Jazeera.
Hamas juga meminta kelompok lain untuk bergabung dengan mereka untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan Israel. Hamas juga memastikan serangan hari Sabtu hanyalah permulaan. (*)