JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis Provinsi Jambi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Ini ditegaskan Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata dalam Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca, dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia, yang dilaksanakan di Swisbell Hotel Jambi.
"Rencana transisi energi bersih yang disepakati dunia internasional, harus terjangkau dan dapat akses semua orang, tanpa mengganggu biaya hidup krisis energi," kata Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata (18/9).
Industri pun harus berinovasi dengan baik dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, dengan investasi yang tepat Indonesia pun dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dilakukan pemerintah melalui perdagangan bursa karbon.
"Saat ini Indonesia termasuk di Provinsi Jambi menghadapi tantangan menurunnya kualitas lingkungan hidup yang dikhawatirkan tidak lagi dapat menopang kehidupan, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan," terangnya.
Cara yang dilakukan salah satunya dengan pembangunan rendah emisi bukan saja di Indonesia namun juga di Provinsi Jambi, memfokuskan promosi rendah emisi gas rumah kaca dari sektor lahan dan deforestasi. Namun perlu sinergi dari pemangku kebijakan dalam upaya tersebut. Dukungan kolaborasi pusat dan daerah termasuk perusahaan, sangat diharapkan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Sementara, Gubernur Jambi, H. Al Haris mengucapkan terima kasih kepada OJK yang telah menunjuk Provinsi Jambi sebagai tuan rumah seminar yang dilaksanakan. Terlebih selain Provinsu Jambi, Provinsi Kalimantan Timur ditunjuk sebagai pilot project bio carbon fund.
"Ada peluang bisnis yang belum terjamah di Jambi, sementara kita punya potensi itu. Kami juga telah menyiapkan regulasi dalam RPJMD 2021- 2026 menuju pembangunan berkelanjutan. Agar pondasi ini kita bangun, maka kami siap berkolaborasi dengan OJK untuk bisa menjual karbon kita, yang memang memiliki nilai tawar sangat luar biasa," jelas Gubernur Jambi, H. Al Haris.
Ketua Umum Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam sambutannya mengungkapkan, esensi seninar ini adalah untuk memahami persiapan diri, mempelajari dan meningkatkan kapasitas untuk mengisi satu proses tahap permulaan baru, dari apa yang akan segera dilakukan di Indonesia, yaitu perdagangan karbon melalui bursa karbon. Peluncuran bursa karbon rencananya akan dilakukan 26 September mendatang.
“Artinya semua proses yang mendukung keberhasilan dari perdagangan bursa karbon dari hulu hingga hilir dan sampai perdagangan itu sendiri dapat berjalan dengan baik,” urai Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar.
Pemilihan Provinsi Jambi, karena daerah telah menjadi sumber yang terbuktikan, yakni telah melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Setelah acara ini kami akan langsung meninjau salah satu kegiatan restorasi gambut di Kabupaten Tanjabtim,” tandasnya. (*)