SUNGAIPENUH, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Kayu Gedang di tengah padang, akarnyo tempat bersilo, batangnyo gedang tempat bersandar, dahannyo kuat tempat bergantung, daunnyo imbun bawahnyo tempat berteduh, buahnyo lebat manis untuk dimakan.
Petikan pepatah adat tersebut, pembuka sambutan Kepala Desa Pendung Hiang, Mat Takin, memberi penghormatan untuk tamu undangan yang hadir, Walikota, Wakil Walikota, Sekda dan sejumlah jajaran pemerintah dalam prosesi Kenduri Sko Pendung Hiang, Kecamatan Tanah Kampung, Senin (4/9).
Juga teruntuk Depati Ninik Mamak yang ditinggikan setakah, berjalan dulu selangkah, berkato dulu selangkah. Kemudian kemuliaan para alim ulama, sebagai suluh bintang dalam negeri. Tak lupa orang tua cerdik pandai, yang pandai menghidup ranting mati, tau mengembang si bungo layu.
Perhelatan Kenduri Sko tiap 5 tahun kali ini, berlangsung penuh khidmad. Berbagai prosesi adat digelar, mulai dari pengankatan depati ninek mamak dan anak jantan, serta penampilan atraksi bernuansa adat seperti silat pedang, tari adat dari pemuda dan pemudi.
“Penyelenggaraan Kenduri Sko ini menunjukkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat Desa Pendung Hiang terhadap adat dan budaya. Atas nama pemerintahan desa, saya sangat mengapresiasi semangat masyarakat dalam melestarikan adat dan budaya ini,” ungkap Kades Pendung Hiang, Mat Takin.
Kenduri Sko, lanjut dia, juga sebagai warisan budaya dalam kearifan lokal, yang tentunya memiliki nilai-nilai, baik itu nilai keagamaan, kemanusiaan, serta nilai sosial kemasyarakatan.
“Saya yakin, dengan melestarikan adat dan budaya sebagai kearifan lokal ini, mampu menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkarakter, beriman, dan berilmu untuk mewujudkan salah satu tujuan pembangunan,” jelasnya.
Walikota Sungaipenuh, Ahmadi Zubir, juga ikut mengapresiasi acara sakral adat tersebut. Dalam sambutannya, dia mengajak kepada masyarakat untuk terus melestarikan adat dan budaya yang turun temurun ini.(hdp)