Bagi Guru-Guru SMA Negeri 1 Tanjabbar
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FKIP UNJA yang diketuai oleh Dra. Harlis, M.Si., dengan anggota Dr. Dra. Evita Anggereini, M.Si., Dr. Dra. Upik Yelianti M.S., Retni Sulistiyoning B., S.Pd., M.Si., dan Dara Mutiara Aswan, M.Pd., Sabtu (12/8) lalu telah menggelar Workshop Model Pembelajaran untuk Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ini diikuti oleh Guru-guru SMA Negeri 1 Tanjabbar dan beberapa sekolah di sekitarnya.
"Sejarah Kurikulum Merdeka diawali tahun 2019 dengan dilakukannya penyederhana RPP, kemudian dilanjutkan dengan kurikulum darurat dalam menyikapi pandemi COVID-19 di tahun 2020, dan dilanjutkan dengan kurikulum prototipe 2021. Kemudian di tahun 2023 sekolah-sekolah mulai menerapkan kurikulum merdeka," kata Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FKIP UNJA, Dra. Harlis, M.Si Minggu (20/8).
Dikatakannya, model pembelajaran yakni prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu mencapai tujuan belajar.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FKIP UNJA yang diketuai oleh Dra. Harlis, M.Si., dengan anggota Dr. Dra. Evita Anggereini, M.Si., Dr. Dra. Upik Yelianti M.S., Retni Sulistiyoning B., S.Pd., M.Si., dan Dara Mutiara Aswan, M.Pd., Sabtu (12/8).
Ada banyak model pembelajaran yang dapat diimplementasikan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun, ada beberapa model pembelajaran yang dianjurkan untuk kurikulum merdeka. Seperti, pertama Problem Based Learning (PBL) yakni model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Model pembelajaran ini terdiri dari lima tahapan, yakni orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi masalah.
"Model PBL dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik," jelasnya.
Kedua, Project Based Learning (PjBL), yakni model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar melalui proyek atau tugas yang berkaitan dengan dunia nyata. Ketiga, Discovery Learning, yakni model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik berperan aktif dalam menyelidiki secara sistematis agar menemukan pengetahuan dan pengalaman belajar secara mandiri.
Suasana workshop Model Pembelajaran untuk Kurikulum Merdeka.--
"Keempat, Inquiry Learning yakni kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi siswa agar mengajukan pertanyaan, pencarian, eksperimen, penyelidikan dan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan secara kritis, logis, dan analitis," urainya.
Peserta workshop terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang berlangsung.
Lebih lanjut Dr. Dra. Evita Anggereini, M.Si., menyatakan bahwa pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan pula dengan materi pembelajaran, ketersediaan support system, dan juga tingkat kemampuan peserta didik.
”Dalam implementasi model pembelajaran di kelas, jangan lupa untuk membuat assessment yang akan digunakan untuk menilai setiap aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik”, ujar Dr. Upik Yelianti, M.S.
Sementara, Kepsek SMA 1 Tanjabbar, Kadiman, S.T., mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FKIP UNJA yang telah melakukan Workshop Model Pembelajaran untuk Kurikulum Merdeka bagi Guru-Guru SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.