JAKARTA, JAMBIEKSPRES – Beramai-ramai rupanya Bank Pembangunan Daerah (BPD) asal Pulau Sumatera modali proyek jalan tol yang timbun laut di Semarang yaitu Tol Semarang-Demak.
Bank daerah asal Sumatera itu memberikan pembiayan untuk pembangunan Tol Semarang-Demak bersama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sebagai leadernya atau Joint Mandated Lead Arranger (JMLA).
Tol Semarang-Demak sepanjang 27 Kilometer (Km) itu memang membutuhkan nilai investasi sangat besar, mencapai Rp5,4 Triliun.
Deretan bank milik daerah di Sumatera pun ikut mendukung pembiayaan tol ini.
Diantaranya Bank Sumut Syariah, BPD Aceh, Bank Jatim Unit Usaha Syariah dan Bank Riau Kepri.
Juga ikut dalam sindikasi kredit ini yaitu Bank Jateng Unit Usaha Syariah sebagai tuan rumah lokasi tol dan PT Sarana Multi Infrastruktur (persero).
Direktur PT. PP Semarang Demak, Pramusinto, memaparkan nilai plafon fasilitas pembiayaan syariah yang mereka peroleh mencapai Rp1,34 triliun Rupiah.
BACA JUGA:Aksi Warga Sumbar Tanam Padi di Lahan Exit Tol Padang-Sicincin, Ini Kata Kepala BPN RI
BACA JUGA:Sudah Berderet Barrier Median Tol Padang-Sicincin, Tangguh! Mampu Nahan Beban 13 Ton
Tak menjelaskan porsi masing-masing bank daerah yang ikut terlibat, namun jumlah pembiayaannya kata Pramusinto terbagi jadi dua tahapan. Tahap pertama dengan penarikan pembiayaan sebesar Rp674 Miliar. Tahap kedua dengan nilai sama yaitu Rp674 Miliar.
Dalam pembiayaan Tol Semarang-Demak ini menggunakan dua skema pembiayaan yaitu skema konvensional dan skema Syariah.
Skema konvensional berupa kredit Investasi sebesar 65%. Sedangkan skema Syariah berupa refinancing MMQ atas Jalan Tol Semarang-Demak sebesar 35%.
Memilih sindikasi bank syariah ini kata Pramusinto karena alasan rate kredit/pembiayaan, syarat pencairan yang tidak rumit, serta perjanjian kerja sama yang saling menguntungkan.
“Apalagi Bank Syariah memiliki asas manfaat, keadilan serta mengedepankan kemaslahatan, bersifat universal, dipakai semua bisnis halal di segala sektor,” lanjut Pramusinto dikutip dari situs resmi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.
Adapun biaya pembangunan Tol Semarang-Demak menggunakan skema kredit sindikasi, yaitu model pembiayaan melalui perjanjian kredit sindikasi dengan beberapa bank atau Lembaga keuangan.
Dalam perjalanannya, Tol Semarang-Demak melibatkan beberapa bank sindikasi, itulah dia BSI dan beberapa bank daerah asal Sumatera.
BACA JUGA:Persoalan Tanah ‘Lenyap’ Bikin Tol Semarang-Demak Jadi Molor Rampung
BACA JUGA:Tol ‘Segitiga Emas’ Pekanbaru Sebentar Lagi Teken Kontrak
Memang, salah satu yang memiliki porsi terbesar mendukung pembiayaan Tol Semarang-Demak yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Nilai biaya pembiayaan yang dikucurkan BSI mencapai Rp 1,34 triliun. Keterlibatan BSI dalam proyekini diakui Direktur Wholesale Transaction Banking BSI, Zaidan Novari agar kehadiran Tol Semarang-Demak ke depan bisa memberikan multiplier effect pada perekonomian nasional.
BSI kata Zaidan juga memiliki misi turut membangun bangsa Indonesia melalui pembangunan infrastruktur yang menghubungkan berbagai wilayahn di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah ini.
"BSI mendapat kepercayaan memimpin sindikasi ini, menjadi kebanggan sendiri karena BSI akan menerapkan system syariah,” lanjut Zidan dalam keterangan persnya dikutip Jambi Ekspres (21/8/2023).
BACA JUGA:Persoalan Tanah ‘Lenyap’ Bikin Tol Semarang-Demak Jadi Molor Rampung
BACA JUGA:Belum Hilang Merinding di Lawang Sewu, 1,5 Jam Naik Tol Semarang-Yogyakarta Gemetaran Lagi di Benteng Vredebur
Dalam penyaluran kredit sindikasi untuk Tol Semarang-Demak ini, akad yang digunakan adalah Musyarakah Mutanaqisah yaitu akad kerja sama antara kedua belah pihak dalam kepemilikan aset.
Maknanya, porsi kepemilikan salah satu pihak bisa berkurang disebabkan adanya pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya (hishshah).
Adapun pembiayaan sindikasi Tol Semarang-Demak totalnya adalah Rp 3,80 triliun, porsinya terbagi atas Porsi Syariah senilai Rp 1,34 triliun dan Porsi Konvensional senilai Rp 2,46 triliun.
Pembiayaan ini akan dimanfaatkan oleh PT PP Semarang Demak selaku pengembang tol ini.
Proyek Tol Semarang-Demak merupakan salah satu proyek tol yang menimbun lautan melalui pembangunan tanggul laut.
Tujuannya agar masalah banjir dan rob yang selalu terjadi di Kawasan Kaligawe-Sayung bisa teratasi, tanggul itulah nantinya yang diharapkan bisa membendung air.
Dengan dibangunnnya tol ini pemerintah berharap agar kerugian ekonomi yang terus terjadi akibat banjir di jalur ini bisa segera diatasi.
BACA JUGA:Jasa Marga Mulai ‘Macul’ di Langkap Besuki, Kampung Sudah Terbelah Kebut Tol Probolinggo-Besuki
BACA JUGA:Ini Beda Rasa Naik Tol Probolinggo Timur-Gending Waktu Lebaran dan Sekarang, Catat Jadwal Tarif Rp0,-
Tol Semarang-Demak total panjangnya adalah 26,95 km. Terdiri dari dua seksi.
Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km adalah porsi pemerintah dikerjakan dalam 3 paket kontrak.
Paket 1A pekerjaan untuk Peninggian Jembatan Kaligawe, Elevated Freeway, dan Pile Slab.
Paket 1B terdapat pekerjaan Tanggul Laut dan Main Road, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung, serta Rest Area dan Gerbang Tol.
Kemudian Paket 1C yakni pembangunan Kolam Retensi Terboyo (± 189 Ha) dan Sriwulan (± 28 Ha), Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan.
Sedangkan Seksi 2 Tol Sayung-Demak sepanjang 16,31 km dikerjakan melalui Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Pembangunan Perumahan Semarang Demak, telah beroperasi sejak Januari 2022 dengan anggaran sebesar Rp4,3 triliun.
Pembangunan jalan tol seksi Sayung-Kaligawe ini ditargetkan rampung tahun 2024. (dpc)