JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Seorang pengusaha bioskop terkemuka Jambi pada era tahun 1960an bernama Arwin Lie sejak 50 tahun lalu memiliki sedikitnya 8 bioskop terkenal di Provinsi Jambi.
Pada tahun 1969, Arwin Lie bersama keluarganya memulai bisnis bioskop dengan membeli sebuah bioskop lama yang sudah terbengkalai.
Memiliki insting bisnis yang tinggi, Arwin Lie kemudian menjalankan bisnis hiburan ini dengan brand pertamanya bernama Bioskop Mega.
Lalu keluarga Arwin Lie berhasil membuka deretan bioskop terkenal lainnya yang semuanya sangat terkenal di Jambi.
Diantaranya Bioskop Duta, Bioskop Ria, Presiden 1, Presiden 2, Bioskop Sumatera, Mayang dan Bioskop Sitimang.
Bahkan keluarga Arwin Lie juga membuka bioskop di daerah, seperti Tembesi, Muara Tebo, Muara Bungo, Rantau Panjang, Bangko, Sarolangun, Kerinci, Sungai Penuh, Nipapanjang, Sabak, dan Kuala Tungkal.
Hingga kemudian, keluarga Arwin Lie akhirnya memiliki 20 bioskop. Ini tentu belum termasuk bioskop keliling yang dibuka non permanen secara berpindah-pindah untuk menghibur masyarakat di berbagai pelosok kecamatan dan desa di Provinsi Jambi ketika itu.
Namun siringnya perkembangan dunia digital termasuk dalam dunia filem, bisnis bioskop keluarga Arwin Lie kemudian mengalami surut.
Tahun 1990an teknologi baru muncul, menikmati film saat itu sudah bisa tanpa ke bioskop, filem sudah bisa ditonton dengan teknologi compact disk (CD).
Situasi ini membuat Arwin Lie menutup satu per satu bioskopnya hingga akhirnya semua diputuskan tutup pada tahun 2000an.
Namun siapa sangka, setelah menutup semua bioskop itu, keluarga Arwin Lie tanpa sadar telah meninggalkan harta karun berharga sisa peninggalan bisnis besar keluarga mereka.
Di gudang, disimpan dan ditumpuk sekitar 3.000 poster bioskop dalam bentuk lukisan asli. Termasuk perlengkapan bioskop lainnya.
Dulu keluarga Arwin Lie tak mengetahui poster yang mereka simpan itu akan menjadi benda berharga di kemudian hari.
Adalah adik Arwin Lie, seorang seminan sekaligus pebisnis bernama Harkopo Lie yang kemudian mengumpulkan kembali semua benda bersejarah bioskop keluarga mereka.
Bersama para sahabatnya, seniman dan pelaku pariwisata di Jambi, kemudian tercetus ide untuk membuat Tempoa Art Gallery, di sini pula poster lukisan itu disimpan dan dipamerkan Sebagian,
Saat ini pula kemudian baru diketahui, ternyata keluarga Arwin Lie masih menyimpan poster bioskop yang jumlahnya mencapai 3.000 lebih.
Dulu, jika ingin mengetahui film apa yang sedang tayang, masyarakat cukup melihat dari kejauhan poster yang terpasang di depan gedung bioskop.
Poster itu biasanya dilukis oleh seniman lokal di atas kain kanvas yang sangat lebar, selebar space yang disiapkan gedung bioskop, menonjolkan ilustrasi tokoh film, judul serta nama-nama pemainnya.
Dan Museum Bioskop Tempoa masih menyimpan lebih dari 3.000 artefak poster bioskop dengan sangat rapi.
Poster itu merupakan lukisan dari 1.180 judul film yang pernah ditayangkan di bioskop-bioskop milik keluarga Arwin Lie di Jambi.
“Hingga akhirnya, semua poster bioskop ini disebut artefak oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Bapak Hilmar Farid,” ujar Rachmadi Anshari, Pengelola Museum Bioskop Jambi kepada anggota Komunitas Pecinta Museum Jambi, pada Sabtu (27/5/2023).
Sekedar informasi, dalam dunia arkeologi, artefak adalah semua tinggalan arkeologis yang dibuat manusia salah satunya benda hasil kecerdasan manusia.
Kata Rachmadi, pada tahun 2017 lalu, keberadaan artefak ini sampai juga ke telinga Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (FSR IKJ)
Bersama tim dari FSR IKJ, pada tahun itu kemudian catatan dan dokumentasi artefak filem ini disusun kembali.
Poster demi poster dipilah judul per judul dan kemudian ditemukan ternyata ada 1.180 judul film dan lebih dari 3.000 artefak poster film yang dimiliki keluarga Lie. Dan ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara.
“Pencatatan, dokumentasi dan pemilahan ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan oleh tim dari FSR IKJ,” lanjut Rachmadi
Dan sejak itu pula, setelah melalui diskusi yang cukup panjang, disepakati untuk membuat Museum Bioskop Jambi.
“Sebenarnya proses untuk resmi menjadi sebuah museum masih dalam tahapan, karena untuk jadi museum sesuai standar pemerintah ada beberapa langkah yang masih terus dan sedang kita kerjakan,” lanjut Rachmadi lagi.
Didukung oleh pemerintah, saat ini lebih dari 100 poster juga telah di arsip secara digital dan ini akan dilakukan secara bertahap agar semua poster yang ada bisa didigitalisasi.
Tak hanya artefak poster bioskop, di sini juga masih sangat lengkap benda-benda yang terkait dengan bioskop lainnya, mulai dari seragam pegawai bioskop, mesin putar piringan filem, kursi, plang harga tiket dan benda-benda bioskop lainnya.
Kini Museum Bioskop Jambi juga telah bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.
BACA JUGA:Ini Daerah Pemilik 30 Ribu Pohon Durian di Provinsi Jambi, Bukan Bungo Apalagi Selat
BACA JUGA:6 Tempat Wisata Bungo yang Menarik, Nomor 5 Saksi Bisu Kejadian 78 Tahun Silam
Masuk ke museum ini kita akan merasakan kembali momen masa lampau, masa dimana masyarakat sangat terhibur oleh kejayaan dunia bioskop pada tahun 1970 hingga 1980an.
Museum Bioskop Jambi berada di Jalan Tempoa II No.20, Cemp. Putih, Kec. Jelutung atau di belakang Pasar Hongkong Jelutung Kota Jambi.
Jika ingin berkunjung, silahkan datang saja, akan ada petugas yang menunggu di sana, dijamin memori anda akan berputar seketika, seperti dibawa mesin waktu, melayang masuk kembali ke 40 bahkan 50 tahun silam. (dpc)