JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Sebanyak 6 Kelompok Terbang (Kloter) jamaah haji Provinsi Jambi sudah tiba di Jambi dan kabupaten/kota asalnya masing-masing.
Kini tinggal 3 Kloter tersisa yang akan bergantian tiba, dari total 9 kloter Jambi yang ada.
Terakhir tiba Kloter 21 dan 22.
Saat kepulangan ke Tanah Air, kesehatan jamaah haji mendapat perhatian dan pemantauan dari Kementerian Kesehatan, dalam hal ini dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Jambi, Dinas Kesehatan Provinsi dan kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, hingga Puskesmas domisili para jamaah.
Pemantauan kesehatan dilakukan selama 21 hari oleh Tim Kesehatan dari daerah asal jamaah. Pemantauan ini berguna untuk mendeteksi dini pada beberapa penyakit menular yang berpotensi memicu wabah.
Lutvi Heryantoro, Koordinator Substansi Kekarantinaan Kesehatan dan Surveilans Epidemiologi KKP Kelas III Jambi mengatakan, pada kepulangan jamaah haji Kloter BTH 17 hingga Kloter BTH 22 terdapat 29 kunjungan POLIKLINIK oleh jamaah haji. Dari puluhan kunjungan itu, terdapat dominasi penyakit yang dialami jamaah haji saat kepulangan dari Tanah Suci, yakni, infeksi saluran pernapasan, hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan diabetes. Sementara terhitung hingga Minggu 23 Juli 2023, dari 29 kunjungan POLIKLINIK, terdapat 3 jamaah haji yang harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi, yakni, dengan kasus gangguan pernapasan, gangguan ginjal, dan mengalami sakit maag.
“Kementerian Kesehatan sendiri melakukan upaya, salah satunya dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) atau masyarakat kita sering kenal dengan kartu kuning. Kami pesankan kepada jamaah haji, ketika nanti sakit, mohon kartu itu dibawa ketika berobat, untuk mengingatkan bahwasanya pasien itu adalah jamaah haji yang mungkin membawa penyakit saluran pernapasan atau penyakit yang lain dari Arab Saudi,” ujarnya.
Apabila dalam rentang waktu 21 hari gejala penyakit tidak muncul, maka jamaah diminta untuk menyerahkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) kepada Puskesmas terdekat.
“Atau nanti kalau sudah 21 hari tidak sakit, maka kartu itu untuk dikembalikan kepada petugas Puskesmas terdekat untuk memberikan notifikasi kepada Kementerian Kesehatan bahwasanya jamaah kita sudah pulang dalam keadaan yang sehat,” lanjutnya.
Sejumlah penyakit menular yang wajib diwaspadai saat kepulangan jamaah haji dari Tanah Suci, diantaranya yakni Covid-19 yang merupakan penyakit infeksi corona SARS-CoV-2 yang kini muncul dengan berbagai sub-varian, dan MERS yang merupakan salah satu jenis infeksi saluran pernapasan akut yang dikenal dengan flu Arab atau flu Unta.
Sementara itu, Humas Kanwil Kemenag Agama Provinsi Jambi Paspihani mengatakan, hingga Minggu (23/7) sudah 6 Kloter yang tiba di Jambi. Selebihnya ada 3 kloter lagi.
“Nantinya Kloter BTH 23 akan tiba pada Senin (23/7) sore, kemudian BTH 24 Selasa Malam (25/7). Sedangkan Kloter terakhir Jambi yakni Kloter 34 yang merupakan kuota tambahan haji Jambi dari 11 Kabupaten/Kota akan tiba pada beberapa hari berselang, tepatnya pada 4 Agustus mendatang,” katanya.
Adapun pada kedatangan terakhir seperti pada Kloter 21 (asal Merangin dan Kerinci) diberangkatkan pulang dari Madinah pada Jumat (21/7) sekitar pukul 10.10 Waktu Arab Saudi (WAS) menggunakan maskapai Saudi Airlines menuju Jambi melalui Embarkasi Batam, 366 jamaah haji Kloter BTH 21 Provinsi Jambi tiba dengan selamat di Bandara Hang Nadim Batam pada Sabtu (22/7) pukul 02.42 WIB.
Selanjutnya, para jamaah haji diberangkatkan pulang menuju Jambi dengan menggunakan 2 pesawat, dimana pesawat pertama membawa sebanyak 186 jamaah haji yang diterbangkan pukul 05.25 WIB dan pesawat kedua diberangkatkan pukul pukul 05.52 WIB dengan membawa sebanyak 182 jemaah haji.
Ketua Kloter BTH 21 Jambi, H. Muhammad Rasyid melaporkan bahwa jamaah haji Kloter BTH 21 asal Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci yang diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 372 orang. Namun, jamaah haji yang pulang ke tanah air sebanyak 366 orang, yaitu 361 jamaah haji dan 5 petugas kloter.