JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sebagai bulan pertama dalam penanggalan hijriah, Bulan Muharram memiliki banyak keistimewaan dan pastinya Berlimpah pahala. Untuk itu penting bagi umat islam dalam menjalankan Bulan Muharram dengan sebaik baiknya agar dapat meraih keistimewaan yang ada tersebut.
1. Bulan Muharram termasuk dalam empat bulan istimewa. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat ke 9, At Taubah ayat 36.
"Ada empat bulan yang istimewa yaitu Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram. Pada Bulan Muharram, kita diberikan kesempatan untuk bertransformasi menjadi lebih baik dan meninggalkan yang diharamkan," jelas Ustadz Adi Hidayat dalam tayangan Youtube miliknya.
2. Bulan terbaik puasa setelah Bulan Ramadhan
Hal ini dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim, nomor 1163 dari Abu Hurairah. Yang artinya,
"Puasa yang paling utama setelah Puasa Ramadhan adalah pusat dibulan Muharram. Sementara sholat yang paling utara setelah sholat wajib adalah sholat malam".
An Nawawi rahimahullah juga menjelaskan hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik baiknya bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram (Syarh Shahih Muslim).
Dimana puasa yang paling dianjurakan adalah puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.
3. Bulan kemuliaan para Nabi
Pada Bulan Muharram ini juga terdapat beberapa peristiwa penting yang dialami para Nabi. Dimana semua peristiwa itu terjadi pada 10 Muharram yang dikenal dengan hari Asyura.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi adalah, bertobatnya Nabi Adam AS, berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS di Bukit Juhdi, diselamatkannya Nabi Yunus AS dari ikan paus dan Nabi Musa AS yang selamat menyeberangi laut merah untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.
4. Bulan Lebaran Anak Yatim
Bukan Muharram tepatnya 10 Muharram atau hari Asyura dianjurkan untuk menyantuni anak yatim, hal ini disebutkan dalam hadits Nabi SAW yang artinya, "Siapa orang yang mengusap kepala anak yatim (menyantuni/menyayangi) pada hari Asyura 10 Muharram, maka Allah akan angkat derajatnya sebanyak rambut anak yatim yang terusap oleh tangannya. (Hadits ke-212 dari Kitab Tanbih al Ghafilin). (Uci)