LAMPUNG, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Tol Bakauheni-Terbanggi Besar atau Tol Bakter bisa dikatakan sebagai anak tertua atau anak sulung yang lahir dari rahim Hutama Karya di proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Hutama Karya mulai membangun Tol Bakauheni-Terbanggi Besar 8 tahun silam tepatnya pada 30 April 2015.
Hari itu, Presiden Jokowi yang meletakkan batu pertamanya, kata Jokowi, itu adalah hari bersejarah karena menjadi awal tonggak pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Empat tahun kemudian, tepatnya 8 Maret 2019, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 Kilometer itu pun rampung.
Empat tahun pengerjaanya, terbilang tidak lama, ada ruas jalan tol yang lebih lama dari itu, tol Padang Sicincin misalnya, sudah lima tahun tak juga selesai-selesai.
Kembali ke anak sulung Hutama Karya, nilai investasi pembangunan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang digelontorkan untuk merampungkannya adalah Rp16,7 Triliun.
Berdasarkan pengumuman resmi pemisahan dan pelepasan saham PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll (BTBT) sebagai anak usaha Hutama Karya, dijelaskan bahwa jumlah aset konsesi Hutama Karya untuk Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yaitu Rp16,394 Triliun, kas Rp100 Miliar dan kewajibanRp8,089 Triliun.
Dulu sebelum mulai dibangun, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, juga proyek jalan tol Sumatera lainnya, kurang diminati investor.
Pemerintahan SBY sebagai pencetus proyek tol di Sumatera, sempat kesulitan menemukan perusahaan swasta yang mau membangun proyek jalan tol di Sumatera.
Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Djoko Kirmantosudah pernah mengatakan, sudah ditawarkan ke swasta tapi masih tak diminati. Alasannya tentu saja karena sisi bisnis, modalnya besar, balik modalnya belum tentu cepat.
Kemudian pada era Presiden Jokowi, mimpi tol Trans Sumatera langsung diwujudkan, ditunjuklah BUMN sebagai pengelolanya, salah satunya adalah Hutama Karya. Skema keuangannya: ekuitas dan pinjaman, ekuitas karena negara melalui APBN ikut menempatkan modalnya di Hutama Karya.
Dan kini, siapa yang mengira, si anak sulung yang dulu sempat tak dilirik, kini malah laku duluan.
BACA JUGA:5 Tahun Migas Blok Masela ‘Dianggurin’ Shell, Pas Mau Diambil RI Nego Harganya Jadi Lama Banget
PT Hutama Karya (Persero) berhasil membawa pulang Rp17,5 Triliun hasil jual atau lepas aset ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 158 Kilometer kepada INA (Indonesia Investment Authority), Ruas Tol Bakauheni–Terbanggi Besar sepanjang 141 km, termasuk juga Ruas Tol Medan–Binjai sepanjang 17 Km.
Apakah transaksi ini membuat Hutama Karya bikin untung? Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya mengatakan, transaksi ini secara otomatis akan mengurangi posisi utang Hutama Karya yang akan berdampak pada meningkatnya margin perusahaan untuk bergerak kembali ke posisi lebih sustainable.
Sebelumnya, INA (Indonesia Investment Authority) mengumumkan telah melakukan penyelesaian transaksi investasi atas dua ruas Jalan Tol Trans Sumatera, namun INA tidak menyampaikan berapa nilai transaksi yang dilakukan.
Transaksi antara INA dan Hutama Karya didukung oleh BRI yang bertindak sebagai pemberi pinjaman tunggal untuk refinancing. Dimana dalam struktur pembiayaan 158 Kilometer Jalan Tol Trans Sumatera itu, INA dan Hutama Karya mengandalkan kekuatan dari aset jalan tol.
Transaksi ini juga didukung oleh Rothschild & Co yang bertindak sebagai Penasihat.
BACA JUGA:Baru Dua Bulan Tarif Naik, Hutama Karya Sudah 'Bercerai' dengan Tol Medan-Binjai
BACA JUGA:Hutama Karya Bawa Pulang Rp17,5 Triliun Hasil Jual Tol Sumatera, Cuan? Ada Erick Thohir dan Sri Mulyani di INA
BACA JUGA:Goodbye Hutama Karya! 158 Km Jalan Tol Trans Sumatera Resmi Pindah Tangan Dilego INA
Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya melalui Keterbukaan lnformasi perseroan mengungkapkan, Hutama Karya dan INA telah melakukan penyelesaian transaksi investasi atas dua ruas Jalan Tol Trans Sumatera pada tanggal 25 Juni 2023.
Pada 2 Jalan Tol Trans Sumatera yang dilego ini, PT Hutama Karya (Persero) telah melakukan pelepasan Saham Perseroan dengan nilai total transaksi sebesar Rp. 12.446.835.402.424,- (dua belas triliun empat ratus empat puluh enam miliar delapan ratus tiga puluh lima juta empat ratus dua ribu empat ratus dua puluh empat rupiah),
“Transaksi ini bertujuan untuk memperkuat kondisi keuangan Perseroan ke tingkat yang lebih sustainable, demikian Pengumuman ini dibuat dan disampaikan agar semua pihak dapat mengetahuinya," penutup pengumuman. (dpc)