Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa dalam kesempatan yang sama mengaku bahagia menyaksikan senyum para perwakilan petani sawit yang mengikuti program PSR.
Ia mengatakan bahwa seluruh lelah dan keringat karyawan PTPN V yang terlibat dalam pelaksanaan PSR di enam KUD tersebut sirna seketika melihat tanaman yang diremajakan pada November 2020 lalu tumbuh dengan sangat baik.
Ia pun mengatakan bahwa resep utama tanaman sawit rakyat hingga mampu tumbuh subur serta panen lebih cepat dengan produktivitas meningkat adalah penerapan teknik budidaya sesuai standar tinggi perusahaan.
Mulai dari penggunaan bibit unggul bersertifikat, pemupukan, pemeliharaan, hingga perlakukan dengan standar PTPN V.
“Alhamdulillah, ini adalah salah satu bukti nyata bahwa kita benar-benar komitmen untuk kembali ke khittah, tumbuh dan berkembang bersama petani. Petani mampu panen lebih cepat dari yang umumnya tiga sampai empat tahun baru panen, sekarang alhamdulillah usia kurang 30 bulan sudah panen. Begitu juga produktivitas 50 persen lebih tinggi dibandingkan normalnya,” kata sosok yang berhasil membawa perubahan besar di PTPN V tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa inovasi PTPN V yang turut memberdayakan para petani melalui program padat karya sehingga menjamin ketersediaan pendapatan selama masa tunggu panen, serta menggulirkan program UMKM seperti budidaya sapi ternak melalui program tanggung jawab sosial lingkungan untuk menjaga ekonomi petani tetap berjalan merupakan kelebihan program kemitraan ini.
Begitu juga dengan program transfer pengetahuan yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman petani dalam praktik budidaya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa PTPN V menjadi perusahaan pertama yang berani memberikan jaminan produksi bagi para petani.
“PTPN V adalah perusahaan pertama yang berani memberikan jaminan produksi para petani yang mengikuti program PSR. Kita ganti rugi jika produksi petani peserta PSR di bawah standar yang ada,” tegasnya.
“Jadi bapak ibu petani yang masih ragu, sekali-kali main ke sini. Lihat sendiri bagaimana petani mitra kita yang ikut PSR. Berdiskusi dengan mitra kita dan simpulkan sendiri. Ini semua adalah pilihan untuk masa depan 20 hingga 25 tahuh mendatang,” lanjutnya.
Lebih jauh, Jatmiko turut menjelaskan bahwa saat ini PTPN V tercatat sebagai perusahaan dengan persentase perkebunan plasma terluas di Riau dengan merangkul 56.000 hektare petani plasma atau setara 66 persen dari luas lahan inti yang diusahakan. Artinya, kata dia, PTPN V telah melampaui 20 persen mandatori peraturan Kementerian Pertanian.
Untuk di Kabupaten Siak sendiri, ia mengatakan perusahaan telah merangkul ribuan petani plasma dengan total luas lahan perkebunan mencapai 15.000 hektare.
Begitu juga di Kabupaten Kampar, ia mengatakan perusahaan bermitra dengan ribuan petani plasma dengan total luas kebun sawit petani mencapai 19.732 hektare.
Sampai hari ini, ia mengatakan total Program PSR yang telah dilaksanakan PTPN V sejak 2012 telah mencapai 8.618 hektare dan ditargetkan mencapai 22.444 hektare hingga tahun 2026 mendatang.
Ketua KUD Tunas Muda Setyono mengakui bahwa program PSR yang dilangsungkan PTPN V dilaksanakan dengan standar dan kualitas pengerjaan yang tinggi. Hasilnya, proses peremajaan hingga panen berlangsung sangat cepat serta produktivitas juga meningkat.
“November 2020 kami replanting dan awal 2023 sudah panen. Sangat cepat. Sejak awal kami sudah melihat PTPN V begitu serius melaksanakan peremajaan ini. Tanaman kami pun tumbuh subur dan insya Allah produktivitas tidak akan mengecewakan. Ini adalah tabungan kami 25 tahun ke depan dan hasilnya memuaskan. Terimakasih PTPN V,” demikian Setyono. (*)