Oleh: M Azmi Fikri
Abstrak:
Kerap kali tidak sadar, jika kita sering berkata kasar dan melukai perasaan orang lain, yang dimana hal tersebut sangat dibenci dan dilarang oleh Allah SWT
Allah tidak memperbolehkan semua umat muslim untuk berkata kasar dan membuat orang tersinggung yang bisa memicu perkelahian antar-sesama manusia. Manusia seringkali mengucapkan kata-kata kasar melalui media sosial dengan cara mengejek orang lain atau mengomentari kehidupan orang di sosial media.
Metode Penelitian yang dilakukan ialah dengan wawancara yang bertujuan ingin aktif dan reflektif dalam mendalami data-data yang terkumpul dengan netral. Lisan adalah salah satu nikmat Tuhan untuk kita yang harus kita jaga untuk kebaikan kita sendiri. Menjaga lisan memiliki dampaknya yang beragam. Lisan yang buruk dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, bahkan ada yang hanya ingin meniru idola nya.
Kata Kunci: berkata kasar, lisan, lingkungan
Abstract:
We often do not realize, if we often say rude and hurt the feelings of others, which is very hated and forbidden by Allah Almighty. Allah does not allow all Muslims to speak rudely and offend people which can trigger fights between human beings. Humans often say harsh words through social media by mocking others or commenting on people's lives on social media. The research method carried out is by interviews that aim to be active and reflective in exploring the data collected neutrally. Oral is one of God's blessings to us that we must take care of for our own good. Oral keeping has a mixed impact. Bad speech can be caused by environmental influences, some even just want to imitate their idols.
Keywords: toxic, oral, environment
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman serta teknologi, bahasa pun juga ikut mengalami perubahan dan perkembangan, bahkan sudah ada beberapa bahasa yang terkubur oleh bahasa yang baru.
Bermunculannya bahasa baru tersebut mengalami perkembangan yang positif, seperti masyarakat lebih mudah mengingat kata per kata dari bahasa baru tersebut. Celakanya, kata per kata tersebut ada yang memuat ujaran kebencian. Jika orang dahulu lebih mengenal kata bedebah sialan, maka zaman sekarang dikenal dengan kata bajingan, dll.
Tidak hanya itu, bahasa pergaulan di zaman sekarang lebih banyak kata yang kotor daripada kata yang mengandung makna positif. Tentunya hal ini akan membawa dampak negatif bukan hanya dari segi lisan, tapi juga dari segi adab dan kesopanan. Menjaga lisan termasuk pada sendi utama keimanan. Lisan yang sering mengucapkan bahasa kotor akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak, karena itulah disini artikel kami akan membahas tentang bahasa toxic dalam pergaulan dan apa saja yang akan didapat jika kita berhasil menjaga lisan.