JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Upaya pemerintah RI mencari harta karun langka Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth terus dilakukan. Setidaknya ada 7 wilayah di Pulau Kalimantan yang telah diselidiki.
Penyelidikan dan kajian tentang harta karun RI ini menyusul dengan semakin tingginya kebutuhan Logam Tanah Jarang di pasar dunia.
China pun mengincar logam langka ini karena sebagai negara pemasok Logam Tanah Jarang terbesar dunia, China ingin mengepakkan sayapnya ke negara-negara yang memiliki potensi Logam Tanah Jarang di Asia untuk dikembangkan bersama.
Logam Tanah Jarang digunakan secara umum untuk industri konstruksi, ruang angkasa, persenjataan perang, energi alternatif, dan komunikasi.
Pemerintah RI yang melihat ini sebagai peluang baru, kemudian gencar melakukan penelitian dan penyelidikan terkait keberadaan Logam Tanah Jarang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kalimantan.
Mengutip dari buku Potensi Logam Tanah Jarang Indonesia yang dikeluarkan Kementerian ESDM, tertulis bahwa fokus para ahli di Pulau Kalimantan adalah penyelidikan mineral-mineral yang mengandung unsur tanah jarang seperti monasit, xenotim dan zirkon.
Adapun tahap penyelidikan harta karun ini telah dimulai sejak 2012 hingga 2018 dengan melakukan Penelitian Potensi Mineral Ikutan dan Unsur Tanah Jarang, pengeboran untuk penyelidikan mineral ikutan dan LTJ. Juga telah dilakukan penelitian pengeboran mineral Ikutan dan LTJ di Lokasi Bekas Tambang, eksplorasi umum LTJ hingga penyelidikan dan Evaluasi Potensi LTJ dan Mineral Ikutan di Wilayah Bekas Tambang serta Penyelidikan Sumber Daya LTJ dan Mineral Ikutan di Daerah tertentu Kalimantan.
Adapun 7 Lokasi Penyelidikan dan Kajian LTJ di Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut: 1. Matan Hilir (Kalimantan Barat): LTJ pada tailing emas 2. Capkala (Kalimantan Barat) - LTJ pada tipe endapan ball day 3. Landak (Kalimantan Barat) - LTJ pada tailing emas 4. Ketapang (Kalimantan Barat) - LTJ pada laterit dan endapan timah. 5. Kendawangan (Kalimantan Barat) - LTJ pada tailing emas 6. Seruyuan (Kalimantan Tengah) - LTJ pada endapan plaser 7. Lamandau (Kalimantan tengah) - LTJ pada endapan plaser
Saat ini China merupakan produsen utama Logam Tanah Jarang di dunia. Tahun 2018 China mampu memproduksi 120.000 ton.
Data U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries, February 2019 mencatat bahwa kapasitas produksi China itu merupakan 70 persen dari produksi Logam Tanah Jarang dunia.
Produksi Logam Tanah Jarang China ini mampu mendorong pertumbuhan teknologi industrinya hingga mendirikan industri elektronik nasional yang dapat bersaing dengan industri elektronik luar dengan kemampuannya menggunakan material Logam Tanah Jarang.
Adapun kebutuhan Eropa dan Amerika akan Logam Tanah Jarang juga terbilang sangat tinggi.
Kebutuhan pasar yang kian tinggi membuat Tiongkok, Amerika, Kanada, Jepang maupun negara-negara lainnya termasuk Indonesia berlomba lomba mencari potensi dan mengembangkan rare earth Logam Tanah Jarang secara serius.
Tiongkok pun mengincar dan melirik Indonesia jadi lokasi berinvestasi untuk mengembangkan komoditas Logam Tanah Jarang. (dpc)