JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Ada yang spesial dalam penyelenggaraan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2023 di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Hal ini dikatakan langsung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat meninjau SSE UM-PTKIN, Selasa (30/5). Dengan didampingi para Staf Ahli, Staf Khusus dan Tenaga Ahli.
Dirinya sangat mengapresiasi pelaksanaan seleksi yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia ini, karena ternyata tidak hanya diikuti oleh calon peserta beragama muslim saja.
“Saya mengapresiasi dalam UM-PTKIN tahun ini ada calon mahasiswa non muslim yang mengikuti ujian," kata Menag yang hadir didampinggi Penasihat DWP Kemenag RI Eny Retno Yaqut.
Menteri Agama juga menyebutkan bahwa ujian masuk dilaksanakan secara online melalui sistem seleksi elektronik atau SSE agar objektif, adil, transparan, dan inklusif.
“Seluruh peserta mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses ke PTKIN tanpa memandang suku, asal daerah ataupun disabilitas,” tegas Menag.
Menag berharap UM-PTKIN tahun ini akan lebih baik dan memberikan hasil yang lebih valid dari tahun sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menag juga sempat menyapa para peserta serta mengecek sejumlah komputer dan jaringan internet untuk memastikan berjalannya SSE UM-PTKIN 2023 di UIN Banten.
SSE adalah aplikasi ujian yang menggunakan komputer (PC/Laptop). Melalui SSE, pelaksanaan ujian tidak lagi menggunakan kertas (paperless), baik untuk naskah soal maupun lembar jawaban.
Turut menyambut Menag, Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Wawan Wahyuddin, Wali Kota Serang dan Forkopimda Pemprov Banten.
Ketua Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN Imam Taufiq menjelaskan bahwa dari 95.769 peserta, sebanyak 63 persen adalah peserta perempuan sisanya sebanyak 37 persen adalah laki-laki.
Dari sisi keagamaan, 98 persen beragama Islam dan 2 persen non muslim, terdiri dari 12 orang beragama Kristen, 2 orang beragama Hindu, Budha 2 orang, 1 orang beragama Katolik dan 7 orang penganut kepercayaan.
“Ini membuktikan bahwa UMPTKIN bersifat inklusif dan terbuka bagi semua agama” jelasnya.
Selain itu, UMPTKIN kali ini juga diikuti oleh 79 orang peserta difabel yang terdiri dari 22 orang tunadaksa, 29 orang tunagrahita, 16 orang tunanetra, 14 orang tunarungu dan 1 orang tunawicara.
“Untuk peserta difable, panita akan melakukan pendampingan,” tambah Imam.