Program yang diperkenalkan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dan para mitranya ini telah membantu meningkatkan produktivitas petani yang berpartisipasi sebesar rata-rata 14 persen mendorong pembangunan ekonomi perdesaan, dan meningkatkan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan.
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Lebih dari 500 petani kelapa sawitd engan luas lahan lebih dari 900 hektare telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Mereka tergabung dalam program Sawit Terampil di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Langkat, yang memiliki potensi untuk meluas ke daerah lainnya. Sawit Terampil didukung oleh Smart Research Institute (SMARTRI), lembaga penelitian perusahaan yang menawarkan bimbingan mengenai praktik agronomi terbaik, serta mitra pelaksana Kolitva.
Petani swadaya mengelola 41 persen area perkebunan kelapa sawit di Indonesia, menjadikan mereka kontributor utama dalam meningkatkan standar keberlanjutan di industri ini. Namun, banyak petani yang tidak memiliki akses terhadap pelatihan agronomi formal, pengetahuan administratif, dan dukungan yang dapat membantu meningkatkan praktik pertanian mereka dan memenuhi persyaratan sertifikasi. Merespons kondisi tersebut, program Sawit Terampil pun terus dioptimalkan dengan dukungan berbagai pihak.
Sawit Terampil Sinar Mas Agribusiness and Food tingkatkan kemampuan budi daya petani dan dukung sertifikasi --
Mulanya, Sawit Terampil diluncurkan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food bersama mitranya MARS dan Fuji Oil pada tahun 2020 untuk memberikan dukungan komprehensif bagi para petani swadaya melalui pembinaan kelompok dan bimbingan individu untuk membantu mereka meningkatkan praktik-praktik pertanian. Seiring perkembangan program, Neste Oil dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) juga turut berkolaborasi dalam program ini pada tahun 2022.
Pelatihan peningkatan kapasitas dan sesi pendampingan mengajarkan petani swadaya untuk menerapkan metode budidaya yang lebih berkelanjutan dan mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan RSPO. Sertifikasi ISPO merupakan tonggak penting bagi petani swadaya, mengikuti mandat pemerintah bahwa petani dan pabrik kelapa sawit yang beroperasi di negara ini setidaknya harus memenuhi standar ISPO pada tahun 2025, serta mempersiapkan mereka untuk memenuhi persyaratan RSPO.
Sawit Terampil telah dirancang untuk menjawab tantangan-tantangan ini. Pada akhir kuartal pertama tahun 2023, proyek ini telah menjangkau sekitar 4.800 petani dengan kesempatan pelatihan dan pembinaan, yang telah melampaui target 4.500 peserta yang ditetapkan untuk akhir tahun 2023. Lebih dari 6.600 sesi pelatihan telah dilaksanakan, dengan total lebih dari 11.600 jam pelatihan sejak inisiatif ini diluncurkan.
Sawit Terampil Sinar Mas Agribusiness and Food tingkatkan kemampuan budi daya petani dan dukung sertifikasi --
Head of Sustainability and Strategic Projects Sinar Mas Agribusiness and Food, Götz Martin, mengatakan, mendorong pembangunan ekonomi perdesaan merupakan inti dari program ini. “Membantu petani untuk meningkatkan keterampilan dan mendapatkan sertifikasi merupakan bagian penting dari upaya ini. Kami sangat senang dengan kemajuan yang telah kami lihat dalam program Sawit Terampil hingga saat ini, dan berharap dapat bekerja sama dengan lebih banyak mitra di masa depan untuk memberikan manfaat dan memberdayakan masyarakat,” ujarnya.
Nassat Idris, Chairman of Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), juga mengatakan pemberdayaan petani merupakan tujuan yang hendak dicapai melalui program Sawit Terampil. "Dukungan IDH untuk program Sawit Terampil sejalan dengan tujuan kami untuk memfasilitasi kemitraan dan menyatukan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, pendapatan yang lebih baik, dan lingkungan yang lebih baik,” ungkapnya. Ia pun berharap dapat terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk hasil yang semakin baik.
Sesi pelatihan telah memberikan hasil materi yang dapat membantu mendukung mata pencaharian petani dengan meningkatkan hasil panen mereka, mengurangi biaya input, dan meningkatkan efisiensi pertanian. Data Sawit Terampil menunjukkan bahwa petani yang telah mengikuti pelatihan mengalami peningkatan produktivitas perkebunan rata-rata sebesar 14 persen, dari 18,5 ton/ha/tahun menjadi 21,02 ton/ha/tahun, dengan jumlah pohon per hektar yang tetap.Kabupaten Langkat mengalami peningkatan produktivitas tertinggi sebesar 19 persen. Rata-rata produktivitas perkebunan rakyat secara nasional adalah 9,6 ton/ha/tahun.
Salah satu peserta program Sawit Terampil dari Kabupaten Langkat, Ardiyanto, merasakan manfaat positif dari keikutsertaannya. "Sejak saya bergabung dengan Program Sawit Terampil, saya belajar tentang dimana saya bisa dan tidak bisa menanam kelapa sawit karena legalitas lahan, atau area dengan karbon tinggi. Sebelumnya, kami pikir kami dapat menanam kelapa sawit di mana saja karena berada di lahan kami," ucapnya.
Petani lain dari daerah yang sama, Sutiyem, mengatakan praktik budi daya dan hasil usahanya semakin baik setelah mengikuti program Sawit Terampil. "Saya telah mengatakan kepada teman-teman saya yang tidak bergabung dengan Sawit Terampil bahwa saya telah melihat banyak kemajuan dalam pendapatan saya dari perkebunan kelapa sawit. Sebelum saya mengikuti program ini, hasilnya sangat jauh berbeda dengan yang saya lihat sekarang. Dulu hasilnya hanya 700-800 kilogram per bulan, tapi alhamdulillah sekarang sudah mencapai lebih dari 2 ton.” (uci/*)