Oleh : Dr. Noviardi Ferzi *
EcoReview - Menarik melihat kinerja Bank Jambi dibawah pimpinan Dr. H. Yunsak El Halcon, SH, M.Si selaku Direktur Utama Bank Jambi. Menarik bukan saja karena ia menerima penghargaan sebagai "Top 100 CEO on Forum 2021 Covid-19 and Megatrends Globally Leading Through Uncertainly 2021 dan 2022 " oleh majalah infobank. Tapi lebih dari itu kepemimpinannya yang mampu melakukan transformasi kultur dan digital secara baik.
Kurang lebih tiga tahun pria kelahiran Jambi 8 Desember 1968 ini mengomandoi PT Bank Jambi (Perseroda). Masa kepemimpinan alumni FH Unja ini diwarnai suatu periode yang penuh tantangan, terutama terkait disrupsi teknologi di dunia perbankan dengan kehadiran para pemain di bidang financial technology (fintech) dan terpaan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
Dalam catatan penulis, ada dua tantangan utama yang dihadapi perbankan dalam situasi pandemi dan VUCA, yaitu kecepatan perubahan teknologi yang mendisrupsi model bisnis konvensional dan perubahan preferensi masyarakat dalam berinteraksi ataupun berbisnis. Di sisi lain, situasi pandemi juga turut mengakselerasi transformasi digital: mendorong masyarakat dalam bertransaksi secara digital.
Krisis yang disebabkan pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis yang terjadi sebelumnya. Krisis ini menjadi berat karena mayoritas nasabah Bank Jambi adalah Aparatur Sipil Negara dan pelaku usaha UMKM yang sangat terdampak oleh pembatasan aktivitas masyarakat.
Dampak pandemi itu, menghantam hampir seluruh sektor, dari UMKM hingga korporasi. Hal itu mendorong Bank Jambi dibawah pimpinan Bang El untuk memberikan respons secara cepat dan tepat, dengan dua fokus.
Pertama, menyelamatkan keselamatan orang (people first), baik pekerja Bank Jambi dan keluarganya maupun nasabah. Antara lain, dengan menerapkan protokol kesehatan, menjalankan gerakan vaksinasi, dan menyediakan safe house bagi pekerja yang terpapar.
Kedua, ikut memulihkan perekonomian daerah. Di antaranya, dengan merestrukturisasi kredit UMKM, menyalurkan kredit bersubsidi, dan membantu penyaluran berbagai stimulus pemerintah.
Dalam hal kepemimpinan, saya menilai tugas penting yang sukses dilakukam Bank Jambi adalah creating values. Namun, dalam perjalanannya akan selalu dibuntuti dengan berbagai risiko, terutama strategic risk. Strategi dan cara terbaik merespons strategic risk adalah dengan bertransformasi.
Dalam menghadapi krisis, yakni dengan menguatkan digitalisasi diantaranya program Channel 9 yang disediakan untuk UMKM, Laku Pandai, QRIS, dan program dana PEN.
Dibawah pimpinan Bang El selaku CEO, Bank Jambi semua strategi yang dirumuskan terimplementasi di lapangan dengan baik, sesuai dengan struktur dasar permasalahan, sehingga bisa tepat dalam merespons tantangan dengan mengelaborasikan gaya kepemimpinan yang motivatif, inspiratif, dan instruktif.
Disini saya menilai putra pamong ini bisa memotivasi karyawan untuk memberikan kontribusi terbaik. Selain itu, pemimpin juga harus memberikan inspirasi agar pekerja bisa memahami makna di balik pekerjaan yang selama ini dijalani setiap hari. Namun, dalam kondisi tertentu, pemimpin pun perlu bersifat instruktif dengan memberikan instruksi yang jelas untuk mencapai tujuan bersama perusahaan.
Dalam konteks ini, bang El memberikan inspirasi kepada seluruh pekerja agar tercapai aspirasi mereka. Dalam pengamatan saya, ada tiga main purpose yang disampaikannya kepada seluruh pekerja di Bank Jambi.
Pertama, Personal Purpose: tujuan pekerja adalah mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga. Kedua, Corporate Purpose: pekerja dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap pekerja. Ketiga, Noble Purpose: pekerja, melalui pekerjaannya, mampu berkontribusi bagi masyarakat yang lebih luas.
Di sisi yang lain transformasi digital terus dilakukan melalui tiga pilar. Pertama, Digitizing Core, yaitu mendigitasi proses bisnis secara bertahap yang sebelumnya manual dalam rangka mendorong produktivitas.