Bagian 1: “Kita di Pagi Penuh Warna”

Selasa 29-11-2022,04:19 WIB
Editor : Setya Novanto

Sara hanya berdecak, “Terserah deh, mandi sono!” Suruh Sara lagi, Sadam bergumam.

“DASAR SARA!” Kesal Sadam.

“Maksud lu apa bocah?!”

“Iyalah SARA. Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan.” Jawab Sadam tak kalah kesal.

“Ya apa bocah?!” Kedua manusia sedarah itu bahkan sudah bertensi tinggi disaat jam masih belum genap menunjukkan pukul enam pagi.

“Sensitif!” Balas Sadam tertawa, kemudian melipir pergi kekamar mandi, meninggalkan Sara dengan kerutan dahi bingung, berusaha memproses maksud Sadam. 

“Oasu!” Balas Sara setelah paham, meninggalkan kamar mereka dengan langkah yang terhentak kesal menuju dapur untuk membuat sarapan. Diam – diam, senyum terukir tipis di wajah Sara, sangat tipis. Lucunya Sadam itu semangatnya.

***

Keduanya kini duduk berdampingan di lantai, Sara yang sibuk dengan tas dan barang bawaanya ke kantor, sedang Sadam yang tengah bernikmat ria memakan sarapannya telor mata sapinya sembari menonton kartun kotak – kotak kuning yang tinggal di laut. Sara benar bukan, sekali bocah tetap bocah, bahkan disaat adik laki – lakinya itu ada di tingkat akhir masa sekolah menengah atasnya.

“jangan lama – lama sarapannya, nanti telat, senin upacara kan?” Ingat Sara yang hanya diangguki oleh Sadam yang masih sibuk dengan tontonannya di telivisi.

“Udah sarapan?” tanya Sadam, Sara mengangguk, “makanya jangan kotak – kotak kuning aja yang diurusin, kakak secantik gua lo anggurin.” Balas Sara mencibik sembari mengepak ranselnya.

“Idih idih idih si najis.” Balas Sadam bergidik. Sara menatapnya sinis, kemudian berjalan kearah teras rumahnya, memanaskan Gudetama—nama motor scoopy merah cabenya—yang jika sudah dipanaskan, berisiknya mengalahkan pamor tetangga rumahnya.

Sadam segera bergegas dari dalam rumah, sarapannya sudah ia habiskan, tas sekolahnya ia sampirkan sebelah bahu. Dengan cepat memakai sepatunya, kemudian mengunci rumah kecil milik mereka, dan meloncat ke boncengan Sara sembari tersenyum lebar. Aktivitas pagi yang paling ia suka sebelum berangkat ke sekolah dan berpusing ria dengan matematika adalah mempromosikan kakaknya di lampu merah, membayangkannya saja sudah sangat membuat Sadam gembira ria.

Sara yang sudah mengendus niat buruk Sadam, segera mengancamnya, “Nggak usah banyak tingkah lo, gue tinggalin di tengah jalan entar!”

Sadam terkekeh, motor yang dibawa Sara mulai membelah jalanan, “Siapa yang banyak tingkah, orang cuma setingkah.” Jawab Sadam enteng, yang dipelototi Sara lewat kaca spion, dan dibalas Sadam dengan peletan lidah dan ekspresi yang menyebalkannya.

Di jam biasanya Sara dan Sadam berkendara, tidak banyak kendaraan yang melintas, dan satu – satunya jalan yang melewati sekolah Sadam tidak termasuk jalan raya yang besar, hanya saja lumayan pada jika di sore hari yang membuat lampu lalu lintas harus dipasang, sepagi ini juga Sara dan Sadam hanya akan menemui orang yang sama, yang tiap harinya memiliki jam yang sama dengan mereka, salah satunya laki – laki bermotor ninja dengan helm full face yang menyiskan matanya, yang tak pernah luput dari kejailan Sadam.

Kategori :

Terkait

Kamis 04-05-2023,15:27 WIB

“The Memorable”

Senin 01-05-2023,05:06 WIB

“Happines”

Sabtu 29-04-2023,07:25 WIB

Bagian 13: “Dumb and Dumber”

Jumat 28-04-2023,05:53 WIB

Bagian 12: “Manusia Ajaib”