Soal Kebijakan Larangan Ekspor CPO, Analis Sawit Dunia Nilai Kurang Tepat

Sabtu 05-11-2022,07:46 WIB
Reporter : Setya Novanto
Editor : Setya Novanto

NUSA DUA, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Kebijakan larangan ekspor minyak CPO dan produk turunnya pada tahun 2022 oleh pemerintah RI beberapa lalu menjadi catatan kalangan analis sawit dunia.

Dorab Mistry menilai kebijakan pemerintah tersebut sangat kurang tepat. Pemerintah Indonesia, seharusnya tidak melakukan larangan ekspor minyak sawit hingga melonggarkan kebijakan Domestik Market Obligatian (DMO).

Disisi lain, Dorab Mistry mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk menangguhkan pungutan ekspor hingga 31 Desember 2022.

Director, Godrej International Ltd tersebut, sepakat dalam kondisi saat ini, sudah tepat menetapkan pajak ekspor pada taraf yang rendah, namun kebijakan DMO harus dihapuskan.

Dorab Mistry juga mengingatkan, Pemerintah Indonesia harus punya skenario lain jika perang Ukraina telah usai.

Pasalnya jika kondisi itu terjadi, permintaan terhadap sejumlah besar minyak biji bunga matahari akan meningkat

“Begitu juga produksi rapeseed dan minyak canola pada tahun 2022, mengalami pemulihan besar,” kata Dorab Mistry saat berbicara berbicara dalam IPOC 2022, Jumat 4 November 2022..

Minyak canola akan memenuhi pasar domestik Amerika. Sedangkan produksi biji mustard India akan mencatat rekor baru pada tahun 2022-2023.

Disisi lain, Dorab Mistry memperkirakan Brazil akan panen lebih dari 150 juta ton minyak kedelai. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi minyak sawit Indonesia.(van)

Kategori :