meminimalisir tatap muka, dan juga sebagai fungsi kontrol SLA/SLG layanan operasional,” ujar Ervin Bayu Sanjaya.
Selain itu, performansi kinerja operasional bongkar muat terus dijaga dan ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari kinerja pelayanan petikemas dimana realisasi B/C/H (Box Crane per Hour) lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan, begitu pula kinerja pelayanan non petikemas, T/G/H (Ton Gang per Hour) juga melebihi target. Bilamana kegiatan operasional bongkar muat semakin cepat, maka port stay kapal di pelabuhan semakin pendek, dan ini berarti shipping lines akan mendapatkan efisiensi waktu dan
biaya, yang diharapkan dapat me-reduce cost logistic, imbuh Ervin Bayu Sanjaya. Untuk biaya-biaya yang lain, seperti biaya angkutan darat (trucking) dari gudang ke pelabuhan atau sebaliknya, diperlukan
keseragaman aturan biaya karena masih adanya ketergantungan sama owner/pemilik kendaraan, jarak tempuh, kemacetan, dan biaya BBM yang meningkat. Sedangkan dari sisi sungai, dimana biaya kapal (freight rate) masih ditentukan oleh jarak tempuh kapal menuju pelabuhan.
“Mengingat Pelabuhan Kawasan Muara Sabak memiliki jarak tempuh yang lebih pendek daripada Pelabuhan Talang Duku bila diukur dari ambang luar, maka sangat dimungkinkan bisa membantu menurunkan freight rate bilamana kegiatan bongkar muat dilakukan di Pelabuhan Kawasan Muara Sabak. Ini merupakan peluang cukup
besar untuk menurunkan cost logistic, khususnya dari angkutan sisi sungai,” imbuh Ervin.
Terkait traffic peti kemas, dalam 3 tahun terakhir yang melalui Pelabuhan Talang Duku ada 4 komoditi besar dengan komposisi yang hampir selalu sama dari tahun ke tahun yaitu crumb rubber (63%), plywood (16%),
betelnut (16%), dan coconut (6%), ini harus jadi perhatian bersama, dimana produk-produk hasil alam Jambi cukup beragam dan memiliki potensi besar untuk jadi produk unggulan ekspor lainnya.
Dalam paparannya, Bea Cukai saat ini menawarkan banyak fasilitas kemudahan ekspor guna mendukung optimalisasi komoditas ekspor Provinsi Jambi. Menurut data yang ada, masih banyak produk Provinsi
Jambi yang ekspor tetapi tidak melalui Provinsi Jambi sehingga hal ini perlu dilakukan upaya bersama agar produk-produk Jambi dilakukan ekspor melalui Jambi.
“Bahwa pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB, red) sangat mungkin dilakukan bila infrastuktur pelabuhan telah tersedia,” tandasnya. (yos)