JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Hacker Bjorka ungkap kronologi mencengangkan tewasnya aktivis Munir Said Talib. Tak hanya itu, Bjorka juga mengungkap identitas sosok diduga otak pembunuhan Munir.
Bjorka mengungkapkan hal ini di akun Twitter-nya. Namun kini akun Twitter hacker anonim tersebut mendadak lenyap. Sebelum lenyap, Bjorka betul-betul beberkan soal kasus Munir.
yamaha--
Bahkan akun itu sempat meyeret nama Megawati hingga Jokowi. Hal ini membuat publik di media sosial Twitter gempar karena peristiwa tewasnya Munir ini sudah terjadi 2004 lalu.
"yea i know u guys have been waiting for this. so who killed this good man?" tulis akun Twitter @bjorkanism.
"ya saya tahu kalian telah menunggu ini. jadi siapa yang membunuh orang baik ini?"
Kemudian dalam unggahan tersebut terdapat link telegraph dengan judul: “Siapa yang membunuh Munir?”
Berikut isi telepgraph Bjorka yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
"Saya akan memberi Anda nama jika Anda bertanya siapa yang berada di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.
Munir adalah koordinator KontraS yang sangat vokal mengungkapkan bahwa pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar.
Akibat pengungkapan itu, Muchdi Purwopranjono, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, menjadi tidak senang dengan Munir. Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari.
Muchdi diangkat menjadi Kepala Deputi V BIN pada 27 Maret 2003. "Posisi yang membuka banyak peluang untuk menghentikan aktivitas korban mendiang Munir yang merugikan terdakwa,"
Muchdi memanfaatkan jaringan nonorganik BIN, Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot PT Garuda Indonesia Airways, untuk membunuh jiwa Munir. Karena saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia.
Pollycarpus kemudian diangkat menjadi petugas keamanan penerbangan agar bisa naik pesawat PT Garuda Indonesia Airways manapun, termasuk pesawat yang nantinya akan ditumpangi Munir.
Lebih lanjut dijelaskan bagaimana Pollycarpus membuat surat rekomendasi kepada PT Garuda Indonesia Airways untuk ditempatkan di corporate security. Draf surat itu diketik Pollycarpus menggunakan komputer di ruang staf Deputi V BIN. Setelah selesai, surat itu kemudian dikoreksi oleh saksi Budi Santoso yang sempat bertanya, "Ini untuk apa?"