SUNGAIPENUH, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Penanganan sampah menjadi persoalan berat bagi Pemkot Sungai Penuh. Setelah lokasi TPA Sampah di RKE dan TPA di KM14 ditolak warga. Sedangkan setiap hari sampah harus dibuang karena produksinya 25 sampai 30 ton perhari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Sungai Penuh Wahyu Rahman Dedy mengatakan saat volume sampah setiap hari 25 sampai 30 ton per hari wilayah kota. Bahkan bil ajari libur atau hari-hati besar kapasitas sampah bisa meningkatkan menjadi 50 ton. Semua sampah tersbeut diangkut oleh sekitar 12 dum truk ke lokasi TPA.
"Kalau rumusan yang dipakai sesuai permen PUPR yang dilihat dari data per jiwa, sesuai jumlah penduduk di sungai penuh saat ini, sampah sampai 50 ton per hari. Namun berdasarkan realitanya saat ini berkisar 25 sampai 30 ton, " jelasnya saat dikonfirmasi
Kadis LH mengakui sampai saat ini Sungai Penuh belum memiliki TPA sampah yang memiliki izin. Hanya saja pemkot masih mengoptimalkan dengan membangun TPST 3 R dalam pengolahan sampah, mendaur ulang maupun menjadikan pupuk kompos. Namun saat ini baru mau dibangun di Kecamatan Pondok Tinggi dan Kecamatan Sungai Bungkal.
"Itu progres kita baru TPS3R di Pondok Tinggi dan Sungai Bungkal. Itu baru proses pembangunan. Kalau di desa juga ada TPS 3R baru 11 Desa, " ujarnya
Hanya saja permasalahan saat ini dengan produksi sampah sampai 30 ton perhari, Pemkot belum bisa mengolah dengan mendaur ulang atau jadi pupuk kompos. Umumnya hanya dibuang saja di lokasi TPA, tanpa pengolahan.
Bahkan lokasi TPA sampah saat ini masih menjadi polemik. Informasi terbaru dalam dua hari ini sampah sudah dibuang di tempat tertentu mulai dari tanah kampung sampai kawasan TNKS.(Hdp)