JAKARTA- Harapan para atlet dan pelatih yang menghuni Pelatnas untuk mendapatkan peningkatan kesejahteraan tampaknya bakal kandas. Ketua Dewan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima) Tono Suratman menyatakan bahwa pihaknya belum membahas mengenai hal tersebut. Berbagai wacana yang sempat beredar untuk meningkatkan gaji atlet dan pelatih dianggap belum urgent.
\"Kami belum membahas mengenai hal tersebut. Yang jelas, itu baru sebatas usulan. Tapi kami masih membahas tentang hal lainnya,\" terang Tono saat ditemui di kantor KONI Pusat kemarin (27/9).
Sebelumnya, Sekum Prima Agus Mauro menyatakan bakal mengusulkan agar gaji para atlet dan pelatih ditingkatkan di Pelatnas 2013. Nantinya, atlet akan mendapatkan Rp 7,5 juta (sebelumnya Rp 5 juta), pelatih lokal Rp 10 juta (Rp 7,5 juta) dan nahkoda asing di kisaran USD 3000-5000 (maksimal USD 3000). Hal itu merujuk pada kecilnya nominal yang diterima para atlet dan pelatih ketika menjalani Pelatnas. Padahal, banyak atlet, terutama pelatih, yang sudah memiliki keluarga. Otomatis, mereka membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk membiayai kebutuhan keluarga.
Peningkatan gaji tersebut diharapkan bisa membuat para atlet dan pelatih semakin giat bekerja di Pelatnas. Mereka tak lagi harus memecah konsentrasi antara memenuhi kewajiban di Pelatnas dan keluarga.
Tono lebih senang membahas mengenai persiapan Pelatnas yang rencananya akan digelar mulai 1 Oktober mendatang. Terutama mengenai beberapa cabor yang tengah mengalami konflik internal di induk organisasi masing-masing. Di antaranya ialah PB ISSI dan PB PTMSI. Mantan Ketum PB Ikasi tersebut menyatakan, Satlak Prima tetap akan menggelar Pelatnas untuk dua cabor tersebut meskipun saat ini keduanya tengah didera konflik.
\"Kan sudah ada tim monitoring. Nantinya kami akan mengambil data dari berbagai kejuaraan yang sudah diikuti para atlet. Prima pasti juga sudah memiliki data tentang prestasi atlet yang ada di berbagai even. Jadi sebenarnya tak mengganggu,\" tambah Tono.
Sementara itu, coordinator olahraga terukur Prima Hadi Wihardja menyatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi mengenai Surat Keputusan (SK) para atlet dan pelatih yang masuk Pelatnas. Terutama, mengenai kepastian turunnya SK. Pasalnya, sampai saat ini, banyak pihak yang ragu dengan kepastian terbitnya SK. Jika SK kembali molor, itu akan mengulangi kesalahan ketika Prima melakukan Pelatnas proyeksi SEA Games 2011 dan Olimpiade 2012. Ketika itu, SK baru terbit hingga empat bulan setelah para atlet sudah mulai menjalani Pelatnas.
\"Kami akan usahakan agar SK bisa turun secepatnya. Kalaupun SK turun pertengahan Oktober, tapi TMT (Terhitung Mulai Tanggal) tetap 1 Oktober. Jadi atlet dan pelatih tetap akan mendapatkan haknya secara utuh,\" tegas Hadi.
(ru)